Selasa, 07 Desember 2010

5 BUMN Raih Predikat Perusahaan Paling Membanggakan

Lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meraih predikat perusahaan paling membanggakan versi Economic Challenges Awards Metro TV. Kelima perusahaan plat merah tersebut adalah PT. Garuda Indonesia, PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT. Pertamina, PT. Krakatau Steel Tbk (KS), dan PT. Bank Mandiri Tbk. Penghargaan diserahkan Senin (6/12/2010), di Grand TV Studio Metro TV, Jakarta.

Seperti diberitakan Media Indonesia, Rabu (8/12/2010), tim penilai Economic Challenges Awards menetapkan Garuda meraih predikat paling membanggakan untuk kategori penerbangan, Telkom untuk kategori telekomunikasi, Pertamina untuk kategori sumber daya alam, Bank Mandiri untuk kategori perbankan, dan KS untuk kategori industri strategis.

Dirut Garuda, Emirsyah Satar mengatakan, saat ini pihaknya tengah berupaya merealisasikan pembelian 24 pesawat baru dan penambahan rute domestik hingga dua kali lipat dan rute internasional hingga tiga kali lipat. "Bersaing menjadi yang terbaik tidak hanya sekedar bertahan. Persaingan dengan maskapai lain di Asia semakin terbuka seiring Asia Open Sky 2012," katanya.

Sedang Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengakui, perdagangan saham perseroan di New York Stock Exchange (NYSE) telah membeikan manfaat bagi stake holders, seperti meningkatkan transparansi perusahaan, meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan, dan memberikan keuntungan berupa premium valuasi.

Selain itu, pencapaian terbesar Telkom lainnya pada 2010 ini adalah jumlah pelanggan yang meroket melebihi target perusahaan. Pada triwulan III 2010, jumlah pelanggan Telkom menyentuh angka 118,2 juta.

Ekspansi
Sementara itu, Dirut Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, selain memperluas pangsa pasar, ekspansi keluar negeri akan menjadi target perusahaannya, sehingga takkan berkutat hanya pada penguatan sektor hulu untuk mencapai target produksi 1 juta barel pada 2015. Mencari pasokan energi alternatif dan terbarukan juga menjadi prioritas.

"Dari mulai bahan bakar nabati, panas bumi, hingga gas metana batu bara terus kami kembangkan." katanya.

Untuk sektor hilir, lanjut Karen, Pertamina berkomitmen menjalankan tugas sebagai pelaksana subsidi BBM dan elpiji di dalam negeri. Namun di sisi lain, Pertamina juga memasarkan produk pelumas di delapan negara dan tengah berupaya membuka layanan SPBU di luar negeri.

Soal ekspansi perbankan, Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, pihaknya menargetkan jadi bank nomor satu di kawasan Asia Tenggara pada 2015. Hal itu akan dicapai dengan memperluas dan memperbaiki layanan secara nasional dan berekspansi membuka cabang di luar negeri.

Menurutnya,perolehan laba Rp. 6,4 triliun hingga September 2010 bukan menjadi puncak pencapaian. "Mandiri akan terus berkembang," tegasnya.

Read More.. Read more...

Selasa, 30 November 2010

Inilah 10 Perusahaan Terbesar di Indonesia pada 2010


Perusahaan merupakan salah satu elemen penggerak perekonomian suatu negara. Semakin besar perusahaan tersebut, semakin besar pula kontribusinya terhadap negara, baik melalui pajak, penyediaan lapangan kerja, maupun dalam pemenuhan barang kebutuhan sehari-hari, baik yang primer maupun sekunder.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada 2010 ini salah satu majalah terkemuka di dunia, Forbes Magazine, menyurvei perusahaan di seluruh negara dan mengurutkannya menjadi 2.000 perusahaan terbesar di dunia. 10 perusahaan di Indonesia masuk dalam daftar ini meski menduduki urutan ratusan, bahkan ada yang di atas urutan 1.500. Jika nama-nama perusahaan dari negara lain dalam daftar itu dihilangkan, akan tersisa 10 perusahaan terbesar di Indonesia saat ini. Mereka adalah ;

1. Telkom Indonesia (urutan 684)

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi milik pemerintah Indonesia ini dianggap layak masuk dalam daftar 2.000 perusahaan terbesar di dunia karena memiliki nilai pasar sebesar 18 miliar dolar untuk saham yang listing di bursa New York Stock Exchange (NYSE), AS. Saham TELKOM per 31 Desember 2008 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%). Saham TELKOM tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), NYSE, London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2008 sebesar Rp 6.900. Nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2008 mencapai Rp 139,104 miliar atau 12,92 % dari kapitalisasi pasar BEI. Saat ini aset Telkom mencapai US$ 8,37 miliar, sementara kapitalnya US$ 17,74 miliar, dan laba US$ 0,95 miliar

2.Bank Central Asia (urutan 796)

Bank ini masuk dalam jajaran perusahaan top dunia karena selain mampu bertahan dari guncangan krisis moneter pada 1997, juga dengan berani mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada 2000, dengan menjual saham sebanyak 22,55% yang berasal dari divestasi Badan Pengawas Perbankan Nasional (BPPN). Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Saat ini aset BCA tercatat sebesar US$ 22,46 miliar, sementara kapitalnya mencapai US$ 12,65 miliar, dan laba US$ 0,52 miliar.

3. Bank Mandiri (urutan 796)

Bank yang berdiri pada 2 Oktober 1998 ini merupakan bank hasil merger empat bank pemerintah yang kolap akibat krisis moneter pada 1997, yakni Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim, and Bapindo. Saat ini aset bank ini tercatat US$ 32,32 miliar, sementara kapitalnya US$ 10,03 miliar, dan laba US$ 0,47 miliar.





4. Bank Rakyat Indonesia (urutan 843)

Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank pemerintah tertua di Indonesia. Bank ini telah berperan penting sejak didirikan pada tanggal 16 Desember 1895. Bank yang saat ini berusia 114 tahun ini secara resmi menjadi PT. BRI (Persero), dan fokus pada pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Forbes memasukkannya dalam daftar 2.000 perusahaan terbesar di dunia karena memiliki aset US$ 22,39 miliar, kapital US$ 9,49 miliar, dan laba US$ 0,53 miliar.





5.Bank Negara Indonesia (urutan 1412)

Bank yang berdiri pada 1946 ini merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Pada 2010 ini Forbes memasukkannya dalam urutan 2.000 perusahaan terbesar di dunia karena memiliki aset US$ 24,07 miliar, kapital US$ 3,07 miliar, dan laba US$ 0,26 miliar.



6.Bumi Resources (urutan 1533)

Perusahaan pertambangan batubara ini dianggap memiliki pertumbuhan paling cepat di Asia dan tercepat kedua di dunia. Cadangan batu bara Bumi resources merupakan yang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki unit bisnis antara lain; Kaltim Prima Coal, Arutmin Indonesia, Gallo Oil, Enercorp Ltd., Bumi Mauritania A.S, Gorontalo Minerals, Citra Palu Minerals, Herald Resources Ltd., Darma Henwa, dan Fajar Bumi Sakti. Saat ini Bumi memiliki aset US$ 5,44 miliar, kapital US$ 4,56 miliar, dan laba US$ 0,57 miliar.

7.Bank Danamon (urutan 1802)

Ketika berdiri pada 1956, bank ini bernama PT. Bank Kopra Indonesia. Nama ini diganti menjadi Bank Danamon pada 1976. Pada 2005, bank ini mengumumkan laba bersih (konsolidasi) setelah pajak sebesar Rp 2.003 miliar, dan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 22%, yang mana 54% dari pertumbuhan tersebut disalurkan ke sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Saat ini aset Danamon sebesar US$ 10,39 miliar, kapitalnya US$ 4,62 miliar, dan labanya US$ 0,16 miliar.

8.Perusahaan Gas Negara (urutan 1915)

Pada tahun 2009, perusahaan milik pemerintah Indonesia yang bergerak di bidang pengelolaan sumber alam gas ini mencatat prestasi gemilang. Emiten berkode PGAS ini berhasil mencetak laba bersih hingga 881 persen dibandingkan tahun 2008. Dalam laporan keuangan 2009, PGN membukukan laba bersih sebesar Rp 6,223 triliun dari sebelumnya hanya sebesar Rp 634 millar. Dalam laporan itu juga disebutkan, penjualan perseroan naik dari Rp 12,79 triliun pada 2008, menjadi Rp 18,02 triliun pada 2009. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari lini distribusi yang mencapai Rp 16,380 triliun. Adapun pada lini bisnis transmisi, pendapatan meningkat menjadi Rp 1,62 triliun dari sebelumnya Rp 1,51 triliun. Dengan hasil tersebut, laba usaha PGN pun tercatat naik tajam dari Rp 4,65 triliun di 2008 menjadi Rp 7.676 triliun di 2009. Pada 2010 ini, Forbes mencatat, aset PGN sebesar US$ 2,34 miliar, kapitalnya US$ 9,82 miliar, dan laba US$ 0,06 miliar


9. Semen Gresik (urutan 1977)


Perusahaan yang bergerak di bidang industri semen dan berstatus perusahaan perseroan ini menguasai sekitar 44.4% pasar domestik Indonesia. Ini membuktikan keunggulan yang mencerminkan kekuatan corporate dan brand image Perseroan. Pada8 Juli 1991 PT Semen Gresik (Persero) Tbk mencatatkan diri di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Forbes mencatat, saat ini aset Semen Gresik mencapai US$ 0,97 miliar, sementara kapitalnya US$ 4,87 miliar, dan laba US$ 0,23 miliar.



10. PT. Bukit Asam (urutan 1986)

Pertusahaan yang bergerak di bidang pertambangn batu bara ini memiliki dua lokasi pertambangan di Indonesia, yakni di Tanjung Enim dan Ombilin, Sumatera. Forbes mencatat, pada tahun ini Bukit Asam berhasil meraup laba sebesar US$ 0,29 miliar, sementara asetnya senilai US$ 0,83 miliar, dan kapitalnya sebesar US$ 3,93 miliar.

Read More.. Read more...

Rabu, 24 November 2010

Setelah Ikuti NPPC, Karyawan PT. DJarum Merasa Alami Titik Balik

Sebanyak 21 karyawan PT. DJarum mengikuti pelatihan Neo Performance Peak Camp (NPPC) di Hotel & Exclusive Bungalows Via Renata, Cimacan, Jawa Barat, Sabtu (20/11/2010) dan Minggu (21/11/2010). Para peserta ini merupakan pimpinan sejumlah departemen di kantor-kantor cabang PT. Djarum di sejumlah kabupaten di Jawa Barat, seperti Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, dan Subang.

“Pelatihan ini membuat saya merasa di-refresh, dan saya yakin setelah ini saya akan menjadi lebih baik, baik untuk diri saya sendiri, keluarga, dan juga perusahaan,” ujar Rizki Firmansyah, District Supervisor PT. DJarum Kantor Cabang Tasikmalaya.
Materi NPPC disampaikan oleh dua trainer CoreAction Result Consulting, Kevin Wu dan Adi Putra Wijaya. Selama pelatihan berlangsung, keduanya membangun suasana yang tak hanya membuat para peserta begitu bersemangat, gembira dan betah mengikuti materi yang diberikan dari awal hingga akhir, namun juga aktif dalam menyikapi setiap materi yang diberikan. Pembangunan suasana ini dilakukan melalui game-game, simulasi, video, dan banyolan-banyolan yang membuat peserta tertawa dan tak segan-segan untuk bercanda.
“Kami sengaja membangun suasana seperti itu karena untuk kegiatan ini, kami lebih bertujuan untuk sharing, bukan mengajari, karena kami tahu persis bahwa peserta pelatihan motivasi ini merupakan orang-orang professional yang kredibiltas, knowledge, skill dan kinerjanya tak dapat kita ragukan,” kata Kevin.
Namun meski diformat dalam bentuk sharing, pelatihan ini membuat semua peserta yang umumnya menjabat sebagai supervisor dan officer, berjanji akan selalu melakukan yang lebih baik lagi bagi PT. Djarum sebagai perusahaan tempat dimana mereka berkarir, dan juga bagi keluarganya. Janji ini disampaikan saat review menjelang pelatihan ditutup.
“Materi yang disampaikan dalam pelatihan ini membuat saya memahami dan menyadari beberapa hal, dan bagi saya pelatihan ini menjadi titik balik bagi saya untuk menjadi lebih baik lagi,” ujar seorang dari mereka.
Neuro Linguistic Programming (NLP), kemampuan untuk mengelola perasaan dan fikiran, serta kemampuan berkomunikasi merupakan tiga dari sekian materi yang diajarkan selama dua hari pelatihan. Seorang peserta mengakui, pelatihan ini amat berbeda dengan pelatihan yang pernah dia ikuti sebelumnya, karena kesan yang dia dapat ketika mengikuti pelatihan-pelatihan motivasi yang sebelumnya hanyalah tidur di hotel dan makan enak.
“Tapi pelatihan ini benar-benar memberikan manfaat yang membuat saya sadar bahwa saya harus berubah,” katanya.
Adi Putra Wijaya menegaskan, jika materi yang dia dan Kevin ajarkan benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan keseharian para peserta, mereka akan menjadi orang-orang yang luar biasa.
“Mereka akan termasuk dalam golongan orang-orang sukses baik dalam berkarir maupun berkeluarga. Dan tentu saja buahnya adalah bahagia,” kata dia.

Read More.. Read more...

Kevin Wu Beri Pelatihan QI Person Kepada Karyawan BPPT

Sebanyak 30 orang karyawan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan 60 karyawan dari sejumlah instansi yang menerima beasiswa S2 dan S3 dari lembaga tersebut, seperti karyawan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) mengikuti training Quality Implementation (QI) Person yang diselenggarakan di auditorium Gedung 2 Lantai 3 Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (10/11/2010).

Saat membuka pelatihan ini, Sesmenristek Mulyanto mengatakan, dia ingin dengan diselenggarakannya pelatihan ini, karyawan BPPT maupun karyawan dari istansi lain yang mendapat beasiswa S2 dan S3 dari BPPT, tumbuh menjadi pribadi-pribadi unggul yang berkualitas.
"Dengan menjadi pribadi-pribadi seperti itu, saya berharap kalian semua dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara, sesuai bidang pekerjaan yang kalian tekuni. Uang atau materi bukan segalanya. Anda bisa saja membeli apapun yang Anda inginkan dengan uang, tapi Anda tidak bisa membeli kebahagiaan. Anda juga bisa membeli seks dengan uang, tapi tidak bisa membeli cinta," katanya.
Apa yang diinginkan Mulyanto ini sejalan dengan hasil yang dapat dicapai dengan mengikuti training QI Person, karena metode ini dapat mendorong seseorang untuk menjadi pribadi-pribadi unggul dan berkualitas yang dapat sukses di segala bidang, baik rumah tangga, karir, pergaulan sosial, dan sebagainya. Selama lebih dari tujuh jam, mulai pukul 09.15 hingga 16.45 WIB, Managing Director CoreAction Result Consulting yang juga salah seorang trainer muda Indonesia, Kevin Wu, menjelaskan, bahwa QI Person mengajarkan, untuk menjadi pribadi berkualitas yang pasti sukses dalam hidupnya, minimal ada empat langkah yang harus dilakukan, yakni dress up, step up, back up, dan grow up.
"Dengan keempat langkah ini, setiap pribadi dapat melakukan sesuatu secara efektif, efisien, namun dengan hasil yang maksimal. Selain itu, keempat langkah ini juga akan membuat seseorang menjadi pribadi yang toleran, humble, berfikiran positif, cermat, mampu mengeluarkan semua potensi dalam dirinya, dan selalu berupaya memberikan hanya yang terbaik bagi dirinya, keluarganya, perusahaan atau instansi tempatnya bekerja, dan lingkungan sekitarnya," kata Kevin.
Usai pelatihan, dari feed back yang diberikan peserta diketahui, kalau rata-rata peserta puas pada apa yang diajarkan dalam metode QI Person, karena setelah mengikuti pelatihan, banyak hal yang baru mereka mengerti dan ketahui, yang sebelumnya bahkan sama sekali tak terfikirkan. Rata-rata peserta memberikan poin 8 dan 9 untuk materi yang diajarkan CoreAction Result Consulting melalui trainer utamanya, Kevin Wu.
QI Person telah diajarkan pada banyak instansi, di antaranya kepada para agen Pudential yang trainingnya diselenggarakan pada 28 Agustus 2010, Bank Bukopin pada 7 Agustus 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi pada 3 Agustus 2010, dan Radio Dakta FM pada 3 Juli 2010.

Read More.. Read more...

Selasa, 12 Oktober 2010

Dana Nasabah Bank Permata Melesat

Bank Permata mengalami pertumbuhan segnifikan hingga semester pertama 2010. Pasalnya, dana pihak ketiga (DPK) bank berlambang tiga buah berlian ini mengalami pertumbuhan 16% dibandingkan dengan posisi Juni 2009. Sepanjang semester 12010, DPK Bank Permata mencapai Rp48,9 triliun.

Seperti dikutip dari Bataviase.co.id, Senin (11/10/2010), Direktur Ritel Bank Permata Lauren Sulistyowati mengatakan, giro dan tabungan mencatat kenaikan terbesar, yaitu 33% dan 36% menjadi Rp. ll,5 triliun dan Rp. lO,4 triliun. Dengan demikian, komposisi dana murah meningkat menjadi 45% dari posisi 39% pada periode yang sama tahun lalu.
Ke depan, menurut Lauren, dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah dan simpanan dana masyarakat, Bank Permata akan terus mengembangkan berbagai program dan kegiatan sesuai kebutuhan nasabah. Salah satunya melalui program Permata Famillionaire yang diluncurkan Juni lalu.
Program tahap pertama yang berakhir pada Agustus 2010, mendapat sambutan cukup besar dari masyarakat. Karena itu, program tersebut dilanjutkan ke tahap kedua, mulai 1 Oktober hingga 31 Januari 2011.
"Animo yang sangat besar dari masyarakat menjadi salah satu pertimbangan kami melanjutkan program ini dengan total hadiah yang lebih besar," tegasnya.
Dengan kembali mengusung tema 'Untuk Anda dan Keluarga', program Permata Famillionaire menawarkan tiga program menarik sekaligus, seperti undian, bonus bunga/bagi hasil, dan hadiah langsung. Program berlaku bagi setiap nasabah simpanan, baik untuk produk tabungan, giro, atau deposito.
Sejalan dengan tema 'ko-minikasinya terkini-jutaan keluarga, satu frrt/iA', Bank Permata juga mengembangkan produk dan program yang menempatkan nasabah dan keluarga sebagai aspek utama. Antara Iain, dengan memperkenalkan Permata KPR Keluarga yang menghubungkan rekening simpanan nasabah dan keluarganya dengan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) untuk meringankan beban bunga nasabah.

Read More.. Read more...

Minggu, 29 Agustus 2010

Kevin Wu Motivasi Agen Prudential

Sedikitnya 100 orang agen Prudential unit Pro Excelent mengikuti training motivasi yang diberikan Kevin Wu di Pro Excelent Centre, Gedung Jaya, Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (28/8/2010). Motivasi diselenggarakan untuk menyemangati para agen agar karir mereka sebagai agen asuransi Prudential meningkat tejam dengan membukukan semakin banyak nasabah.

Sebelum motivasi diberikan, panitia melalui MC memberikan THR kepada para agen yang berhasil membukukan pemasukan dalam jumlah puluhan hingga ratusan juta pada pekan lalu (23-28 Agustus). Di antara mereka bahkan ada yang mendapatkan penghargaan khusus karena dianggap paling berprestasi dibanding yang lainnya.
Pada training motivasi kali ini, Kevin kembali membawakan tema “Miracle in You” seperti ketika memberikan motivasi kepada ratusan costumer service officer (CSO) Bank Mega pada 16 Juli 2010.
“Saya kembali membawakan tema ini karena saya yakin setiap orang membutuhkan miracle (keajaiban) agar kehidupannya baik, nyaman, karirnya meningkat, dan sebagainya. Tuhan sebenarnya telah menunjukkan kepada kita bagaimana kita menciptakan miracle, tanpa harus menunggu diberikan oleh-Nya. Nah, dalam kesempatan itu, saya beritahukan caranya kepada mereka,” jelas trainer yang juga managing director CoreAction Result Consulting ini.
Kevin mendahului penyampaian materinya dengan mengajak para agen menyanyikan lagu “When You Believe” yang dipopulerkan Mariah Carey dan Whitney Houston, dan merupakan soundtrack film animasi “The Prince of Egypt”. Kevin menjelaskan mengapa dia membawakan lagu ini.
“Untuk menciptakan keajaiban, yang pertama harus kita lakukan adalah percaya bahwa itu akan terjadi. Karenanya, “When You Believe, You Can Create a Miracle”,” katanya.
Lalu dia membuktikan kata-katanya dengan meminta 11 agen maju ke atas panggung, dan membimbing mereka untuk memanjangkan jari tengahnya yang pendek dengan hanya berbekal “believe”. Para agen salut, karena ternyata dengan hanya meminta secara terus menerus kepada jari itu agar memanjang, jari itu benar-benar memanjang. Bahkan ada yang hingga mencapai 1 cm.
“Believe merupakan modal dasar untuk menciptakan keajaiban. Karena jika Anda ingin mendapatkan nasabah yang banyak sehingga karir Anda meningkat dari seorang agen menjadi UM (unit manager), yang harus Anda lakukan pertama kali adalah percaya bahwa hal itu akan terjadi,” tegasnya.
Namun demikian Kevin juga menjelaskan, selain “believe”, ada hal lain yang harus dilakukan para agen agar miracle benar-benar tercipta. Yakni, miliki “the right program” yang tepat untuk mendapatkan nasabah, buat clear target (target yang jelas), dan fully commit to achieve the target (memiliki komitmen yang sungguh-sungguh untuk mencapai target itu.
Kevin menegaskan, banyak orang sukses yang menggunakan resep ini untuk menjadikan diri mereka seperti saat ini.

Read More.. Read more...

Senin, 09 Agustus 2010

Karyawan Bank Bukopin Ikuti Pelatihan QI Person

Sebanyak 51 karyawan Bank Bukopin, Sabtu (7/8), mengikuti pelatihan Quality Implementation (QI) Person di gedung Bank Bukopin Jl. S. Parman, Jakarta Barat. Pelatihan diselenggarakan guna meningkatkan semangat dan motivasi kerja para karyawan tersebut.

Regional Sales Head Bank Bukopin, Reinhart I. Tampubolon, menjelaskan, dengan dilakukannya pelatihan ini, pihaknya berharap para karyawan dapat mencapai target yang ditetapkan.
“Kami sangat ingin mereka dapat melakukan yang terbaik, tak hanya untuk perusahaan sebenarnya, tapi juga untuk dirinya sendiri juga,” kata dia.
Ke-51 karyawan tersebut selain berasal dari intern Bank Bukopin, juga berasal dari lima agency yang menjadi mitra bank berperingkat kedelapan dalam jajaran bank berskala nasional di Indonesia ini. Kelima agency tersebut adalah PT. FIRA, PT. DIMAS, PT. CDR, PT. SSM, dan PT. TORA. Usai latihan, salah seorang peserta mengaku sangat senang dapat mengikuti pelatihan, karena sangat bermanfaat baginya.
“Saya merasakan, pelatihan ini membuat saya menjadi lebih termotivasi dalam bekerja,” katanya.
Materi QI Person disampaikan oleh trainer yang juga managing director CoreAction Result Consulting, Kevin Wu. Padatnya materi yang membuat penyelenggaraan pelatihan yang semula dijadwalkan mulai pukul 09.00 hingga 17.00, molor menjadi hingga pukul 16.30. Namun demikian, game-game yang diselipkan Kevin di antara materi yang disampaikan, juga guyonan-guyonan, membuat peserta betah mengikuti sesi pengembangan diri ini hingga tuntas. Bahkan pada lembar kuesioner yang diberikan Kevin sebelum pelatihan berakhir, beberapa di antara mereka menuliskan saran agar lain kali durasi pelatihan diperpanjang.
“Kalau perlu ditambah menjadi dua hari,” tulis salah seorang peserta di kuesionernya.
QI Person mengajarkan peserta pelatihan untuk mengimplementasikan lima hal jika ingin mencapai target yang diberikan perusahaan. Yakni wake up, dress up, step up, back up, dan grow up. Kelima kunci ini bahkan dapat membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas, pribadi-pribadi yang tak hanya dapat sukses dalam berkarir, tapi juga dalam berumah tangga, dalam pergaulan, dan sebagainya, karena kelimanya akan membentuk peserta menjadi pribadi yang bertindak sesuai logika, bukan pengkhayal atau pemimpi; pribadi yang selalu melakukan eksekusi atas rencana maupun kebijakan yang dibuat hingga tuntas; pribadi yang selalu meningkatkan value-nya sehingga memiliki skill dan pengetahuan yang memadai; pribadi yang dapat memanajemeni waktu, uang, dan orang-orang di sekitarnya dengan baik; dan pribadi yang tidak cepat puas atas apa yang telah dicapai sehingga terus tumbuh dan tumbuh menjadi pribadi yang semakin baik.
Sebelumnya, karyawan Dakta FM dan pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi telah mengikuti pelatihan ini. Untuk mengetahui lebih detil, klik di sini, dan juga ini.

Read More.. Read more...

Rabu, 04 Agustus 2010

Pejabat Dinas Kesehatan Bekasi Ikuti Pelatihan QI Person

Sebanyak 38 pejabat di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/8), mengikuti pelatihan “Quality Implementation (QI) Person”, materi pelatihan yang dicuplik dari konsep besar metode pengembangan jiwa kepemimpinan “QI Leadership” yang menjadi produk unggulan CoreAction Result Consulting. Pelatihan ini dilaksanakan di Hotel Grand Cikarang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Muharman, menjelaskan, saat ini pelayanan petugas Puskesmas di wilayah kerjanya sudah cukup baik, namun sayangnya masih saja ada warga yang mengeluh.
“Karena itu setelah pelatihan ini, saya berharap tak ada lagi keluhan warga,” tegasnya.
Pelatihan yang dilaksanakan pada pukul 09.00-17.00 WIB tersebut berlangsung dalam suasana yang hangat dan komunikatif, karena sebagai trainer yang manyampaikan materi “QI Person”, Kevin Wu mampu membuat para pejabat peserta pelatihan tak hanya duduk diam sambil menyimak apa yang dipaparkan, namun juga menjawab apa yang ditanyakan, dan bahkan tertawa jika di sela-sela paparannya, Kevin Wu berguyon.
Kevin menjelaskan, untuk dapat mengelola Puskesmas dengan baik, hendaknya para peserta pelatihan memperhatikan lima hal, yakni wake up, dress up, step up, back up, dan grow up. Artinya, para pejabat sebaiknya jangan bermimpi warga tidak mengeluh jika pelayanan yang diberikan hanya sekedar memenuhi standar, atau bahkan kurang. Juga jangan berharap dapat memberikan pelayanan yang terbaik jika tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang tata cara mengelola Puskesmas yang berkualitas, serta tidak melakukan langkah nyata untuk melakukannya.
Selain itu, para peserta juga diminta mem-back up apa yang dilakukannya dengan memanfaatkan waktu, tenaga, fikiran, dana, dan semua sumber daya yang ada untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan, serta terus meningkatkan pelayanan tersebut meski tak ada lagi warga yang mengeluh.
“Dengan ini, yakin dan percayalah, Puskesmas-puskesmas di Kabupaten Bekasi akan termasuk sebagai Puskesmas terbaik di Indonesia,” kata trainer yang juga managing director CoreAction Result Consulting tersebut.
Beberapa peserta ada yang sempat meneteskan air mata ketika pelatihan tiba pada sesi perenungan yang menuntun peserta untuk menyadari potensi apa yang ada dalam dirinya, apa saja sesungguhnya yang dapat dilakukan dengan potensi itu, dan untuk siapa selama ini peserta berkarir di lingkungan Pemkab Bekasi, khususnya di Dinas Kesehatan.
Pada triwulan II 2010 ini, pelatihan QI Person yang diikuti pejabat di lingkungan Dinas Kesehatan merupakan pelatihan kedua setelah pelatihan yang diikuti karyawan Dakta FM 107 Bekasi pada 3 Juli 2010 lalu.

Read More.. Read more...

Jumat, 16 Juli 2010

Kevin Wu Berikan Motivasi Kepada 600 CSO Bank Mega

Kevin Wu Result Consultant memberikan motivasi kepada sekitar 600 costumer service officer (CSO) Bank Mega di kantor pusat Bank Mega Jl. Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (16/7). Apa yang disampaikan Kevin sempat membuat peserta terperangah, karena dengan percaya (believe), orang dapat menciptakan keajaiban (miracle).

Motivasi ini diberikan di penghujung acara Sosialisai Marketing CSO Regional I yang dihadiri oleh para petinggi bank milik pengusaha Chairul Tanjung ini. Acara yang intinya mendorong para CSO agar dapat meningkatkan jumlah nasabah dan income perusahaan ini, sangat meriah. Terutama pada sesi acara Tepat Tepat yang diikuti empat regu, di antaranya regu Cluster Gunung Sahari, Pluit, dan Gading Serpong. Dalam acara yang menguji peserta dengan materi seputar kebijakan marketing Bank Mega tersebut, Cluster Gading Serpong menjadi suara pertama dengan perolehan angka 330. Acara ini meriah, karena setiap satu regu berhasil menjawab pertanyaan dengan tepat, para pendukungnya bersorak sorai dengan pluit seperti pendukung Cluster Pluit, dan genderang seperti pendukung Cluster Gading Serpong.
Tema yang disampaikan Kevin saat memberikan motivasi adalah "Create Mircale In You". Pemberian motivasi diawali dengan menyanyikan penggalan lagu "When You Believe", lagu sound track film "The Prince of Egypt" yang dinyanyikan Mariah Carey dan Whitney Houston. Ketika Kevin menyanyikan lagu ini, sebagian besar peserta yang hapal lagu ini, ikut menyanyi. Suasana auditorium tempat berlangsungnya acara kontan menjadi hangat dan semarak.
Lagu usai, Kevin masuk pada materi yang memotivasi perserta agar tidak takut, ragu ataupun khawatir pada target yang diberikan dalam rangka meningkatkan jumlah nasabah dan income, karena trainer yang juga managing director CoreAction Result Consulting ini memberikan empat kuncinya. Pertama just believe, atau percaya kepada diri sendiri bahwa target itu pasti akan tercapai. Karena dengan kepercayaan, orang dapat melakukan sesuatu yang bahkan semula dia fikir tak bisa. Inilah keajaiban alias miracle. Kedua, The Right Program yang didukung positif self talk dan self image. Artinya, selain percaya kepada diri sendiri, peserta juga harus memiliki program yang benar untuk mencapai target yang ditetapkan.
"Dan selama menjalankan program tersebut, katakan pada diri Anda dan yang terkait dengan target Anda, hanya yang positif saja. Selain itu, ciptakan image yang positif agar semua orang mendukung Anda," imbuhnya.
Ketiga, clear target. Artinya, jangan target yang abu-abu, apalagi tak jelas. Jika Anda seorang sales, akan lebih tepat jika target Anda terkait dengan angka. Misalnya, target saya ingin menambah costumer dari 1.000 orang pada semester I 2010, menjadi 2.000 orang pada semester II 2010, dan sebagainya.
Keempat, fully commit to achieve the target. Artinya, peserta harus serius dan sungguh-sungguh dalam mencapai target itu. Jangan setengah-setengah, karena apa yang dikerjakan dengan setengah-setengah, apalagi tidak serius, akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal, bahkan gagal.
Peserta terperangah ketika Kevin membuktikan bahwa hanya dengan believe, peserta dapat melakukan yang tak mungkin alias keajaiban. Dengan ilmu hypnotherapy, Kevin dapat memanjangkan jari tengah 12 peserta yang 'nekat' naik ke panggung untuk membuktikan bahwa dengan believe , jari tangan pun dapat dipanjangkan. Peserta lain yang tetap duduk di kursinya pun jari tengahnya menjadi lebih panjang karena mengikuti perintah-perintah yang diberikan Kevin kepada ke-12 peserta tersebut selama ilmu hypnotherapy dipraktekkan.
Yang penting untuk digaris bawahi adalah, believe dapat menciptakan keajaiban, namun untuk mencapai keajaiban Anda tetap harus tahu caranya. Untuk memanjangkan jari tangan, caranya jelas dengan hypnotherapy. Dan untuk mencapai target, caranya adalah empat kunci yang diberikan Kevin di atas.
Hasil akhir yang berkualitas diawali dari implementasi yang berkualitas (Quality Implementation/QI). Maka percayalah Anda, dan implementasikan kunci untuk mencapainya secara berkualitas pula.

Read More.. Read more...

Senin, 05 Juli 2010

Karyawan Dakta 107 FM In House QI Person

Sebanyak 24 karyawan Dakta 107 FM mengikuti in house Quality Implementation (QI) Person di NIC Places Café, Jl Juanda, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (3/7).
“Kami ingin maindset karyawan berubah, dan revenue perusahaan meningkat,” jelas Karyadi, manager SDM Dakta 107 FM.

Dakta merupakan radio informasi terdepan di kawasan Bekasi dan sekitarnya.Radio ini bahkan menjadi barometer bagi industri radio di wilayah itu, sehingga pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) dan Pemerintah Kabupatan (Pemkab) Bekasi merasa belum pas jika belum mendengarkan siaran radio ini, dan masyarakat menggunakannya sebagai sarana berkeluh kesah terkait apa saja yang terjadi di sekitarnya, terutama yang terkait dengan tata pemerintahan, lingkungan, transportasi, dan sebagainya, karena bila 'curhat' melalui radio ini, pejabat di lingkungan Pemkot dan Pemkab Bekasi pasti langsung merespon.
"Jika revenue Dakta meningkat, radio ini jelas akan kian terdepan dalam jajaran bisnis radio informasi di Bekasi,” imbuh Karyadi.
QI Person merupakan metode pengembangan diri yang mendorong setiap individu menjadi pribadi-pribadi berkualitas dan dapat sukses dalam segala bidang, baik dalam berkarir, membuka usaha, dan lainnya. Jika sebuah perusahaan memiliki pribadi-pribadi seperti ini, tentu saja perusahaan akan tumbuh dengan pesat, bahkan fenomenal, karena semua karyawannya bertindak dan berbuat hanya yang terbaik, bahkan melebihi apa yang diinginkan perusahaan.
Untuk mencapai goal (target) atau cita-cita misalnya, QI Person mengajarkan setiap orang agar melakukan lima tahapan. Yakni wake up, dress up, step up, back up, dan grow up. Sementara untuk dapat mendatangkan hasil maksimal atas apa yang dikerjakan, QI Person mengajarkan setiap individu untuk mengubah sudut pandang (reparadigm) dan menjadikan diri lebih baik dan lebih menarik dengan meningkatkan contex dan content.
QI Person telah diajarkan di banyak perusahaan, karena Dakta 107 FM hanya satu dari sekian klien CoreAction Result Consulting, perusahaan yang mengajarkan QI Person kepada awak Dakta. Namun demikian, antara CoreAction dan Dakta terjalin sebuah hubungan yang manis, karena kami merupakan media partner.

Rileks dan Kekeluargaan
Seperti umumnya materi pelatihan, QI Person termasuk materi berat, namun dengan cara penyampaian yang simple, mudah dimengerti, dan humoris oleh trainer Kevin Wu yang juga merupakan managing director CoreAction Result Consulting, in house yang berlangsung pukul 09.00 hingga 17.30 berlangsung hangat karena penuh canda dan gelak tawa. Apalagi karena di sela-sela penyampaian materi, Kevin menyelipkan game-game yang membuat para awak Dakta tertawa tergelak-gelak.
Satu hal yang juga penting dalam membangun suasana ini adalah, para awak Dakta memiliki jiwa kekeluargaan yang kental, sehingga di antara mereka tak sungkan untuk saling ledek dan saling menggoda.
In House Dakta merupakan salah satu moment paling berkesan bagi CoreAction. Kami yakin Dakta akan kian sukses dan menjadi radio yang selalu terdepan di Bekasi dan sekitarnya.

Read More.. Read more...

Selasa, 01 Juni 2010

Karena QI, Pertamina Kian Jaya

PT. Pertamina (Persero) mendapat predikat Greatest Corporate Brand of the Decade dalam kategori Resourches Industri 2010 dari MarkPlus. Penghargaan diberikan berdasarkan kinerja BUMN itu yang kian mengilap di tengah persaingan industri migas di Tanah Air.

MarkPlus menilai, mengilapnya kinerja Pertamina dapat dilihat dari keberhasilan BUMN ini dalam mengatasi tantangan bisnis yang meningkat pasca kehadiran Petronas dan Shell di Indonesia. Selain itu, Pertamina juga dianggap berhasil membenahi bisnis pelumas dan SPBU-nya.
Selain mendapat Greatest Corporate Brand of the Decade, Pertamina juga mendapat penghargaan untuk produk Pertamax dan Mesran. Penghargaan untuk membuktikan, Pertamax yang merupakan salah satu produk terbaik Pertamina, telah menjadi produk paling diminati masyarakat untuk jenis bahan bakar kendaraan beroktan tinggi. Sedang penghargaan untuk Mesran membuktikan kalau produk pelumas ini merupakan produk berdaya saing tinggi dalam terhadap produk pelumas impor.
“Sebagai perusahaan yang bercita-cita menjadi world class company, kami optimis dapat lebih meningkatkan kekuatan brand Pertamina, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ujar Senior Vice President Pemasaran Pertamina Hanung Budya seperti dilansir harian Media Indonesia, Selasa (2/6).
Sebelum 2005, Pertamina merupakan pemain tunggal di bidang pemasaran bahan bakar minyak (BBM), dan bagi pemilik kendaraan bermotor di seluruh Indonesia tentu ingat persis bagaimana pelayanan Pertamina dan kondisi SPBU-SPBU-nya dulu. Namun setelah Shell dan Petronas ikut terjun di bisnis ini menjelang akhir 2005, Pertamina berubah total. Apalagi karena Shell (perusahaan dari Belanda) dan Petronas (peruahaan Malaysia) mematok harga jual BBM yang sama dengan BUMN itu. Kini manajemen dan pelayanan Pertamina diakui sebagai salah satu yang terbaik. SPBU-SPBU-nya pun bagus dan nyaman, tidak lagi kumuh seperti sebelum Shell dan Petronas berkiprah di Indonesia.
Pertamina dapat berwajah seperti saat ini karena kebijakan pimpinan perusahaan untuk melakukan perubahan di semua bidang, baik manajemen, sumber daya manusia (SDM), pelayanan, dan lain-lain, berhasil diimplementasikan secara berkualitas (quality implementation/QI) oleh team work-nya. Jika tidak, Pertamina mungkin terpuruk akibat kerasnya persaingan dengan Shell dan Petronas.
Untuk bidang pelayanan, yang sukses diimplementasikan secara berkualitas adalah kebijakan menerapkan prinsip “Pertamina Way” yang terdiri dari lima elemen, yakni pelayanan staf yang terlatih dan bermotivasi; jaminan kualitas dan kuantitas; peralatan yang terawat; format fisik yang konsisten; dan penawaran produk dan pelayanan bernilai tambah dengan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam, Senyum, Sapa).

Read More.. Read more...

Selasa, 18 Mei 2010

CAFTA: Sebeku Es atau Seganas Hiu?

Pengusaha Indonesia sedang menghadapi tantangan besar terkait diberlakukannya China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) dan krisis di benua Eropa yang juga bisa mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Agus Sarwono seperti diberitakan oleh salah satu media di Indonesia, Jumat (4/5), mengatakan, krisis utang negara-negara Eropa membuat tekanan capital inflow ke Indonesia berkurang. Bahkan pekan lalu terjadi capital outflow, termasuk dari instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mencapai Rp10 triliun.

Jatuhnya industri manufaktur akibat pemberlakuan CAFTA dapat dianggap wajar, karena harga yang relatif murah dan diperdagangkan di hampir semua pusat perbelanjaan di Tanah Air, terutama pusat perbelanjaan di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya, membuat produk manufaktur China sangat diminati masyarakat. Bahkan jumlah penjualan produk negara Tirai Bambu itu nyaris mengalahkan produk dalam negeri. Celakanya, selama ini pemerintah pun cenderung tidak transparan, karena meski kesepakatan CAFTA ditandatangani pada tahun 2006, namun tidak pernah disosialisasikan kepada pengusaha, sehingga begitu CAFTA diberlakukan, pengusaha tidak punya persiapan untuk menghadapinya. Padahal, masuknya produk China ke Indonesia tidak hanya melalui jalur legal, tapi juga illegal (penyelundupan).

Bagaimana kita harus menyikapi hal ini?
Untuk menghilangkan kecemasan yang berlebih, kita boleh mengingat istilah “No Pain, No Gain” alias tidak ada perjuangan juga tidak ada keuntungan. Mudah-mudahan Anda juga sepakat bahwa persaingan justru mendatangkan berkah.
Sebuah perusahaan yang tidak memiliki pesaing di dalam industrinya cenderung akan lapuk dan layu. Tentu kita masih ingat sekitar 5 tahun yang lalu, dimana pemerintah memberikan ijin bagi swasta asing untuk boleh mendistribusikan bahan bakar minyak yang kala itu dimonopoli oleh Pertamina. Bagaimana pelayanan Pertamina sebelum itu? Berapa banyak petugas pom bensin yang mau tersenyum dengan ramah kepada Anda sambil menunjukkan angka “nol” sebelum memulai pengisian tersebut?
Bagaimana dengan bisnis penerbangan di tanah air sekitar 10 tahun yang lalu sebelum maraknya penerbangan murah yang sudah menjadi lumrah saat ini? Mengapa penerbangan murah di tanah air yang dipelopori oleh LionsAir, menawarkan tiket penerbangan yang sungguh diluar nalar saat itu selalu membukukan keuntungan dari tahun ke tahun hingga saat ini? Keunggulan LionsAir dalam menawarkan harga murah bukan hanya menghantam para pemain lama di industri penerbangan, tapi juga berdampak pada transportasi angkutan massa lainnya seperti kapal laut, bus penumpang dan kereta api. Bagaimana mungkin Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan milik pemerintah yang menjual layanannya demikian tinggi dengan segala fasilitas dan bantuan lainnya mengaku rugi setiap tahunnya kala itu?

Belajar dari Nelayan Jepang
Nelayan Jepang punya sebuah cara untuk tetap mempertahankan kesegaran ikan tuna yang mereka tangkap walaupun mereka baru bisa kembali ke darat setelah berminggu-minggu berlayar di laut lepas. Sebelum mereka menemukan cara unik ini setiap hasil tanggapan tuna, mereka akan masukan ke sebuah ruang pendingin besar yang letaknya di lumbung kapal. Setelah berminggu-minggu berlayar dan kembali ke darat untuk menjual hasil tangkapan yang berupa ikan beku tersebut, kesegaran daging ikan menjadi berkurang, hal ini sangat terasa terutama bagi bangsa pencinta sushi dan sashimi ini. Hal ini terus berlangsung menyebabkan para nelayan pun tidak mampu menjual hasil tangkapan mereka dengan harga tinggi. Sampai suatu ketika mereka bereksperimen dengan mengosongkan lambung kapal, lalu diisi dengan air yang cukup untuk menempatkan hasil tangkapan mereka hidup-hidup. Percobaan mereka gagal karena setiba di pelabuhan, semua hasil tangkapan mereka sudah mengapung dalam keadaan busuk.
Pada eksperimen berikutnya masih dengan kolam penampungan di lambung kapal yang sama, hanya saja sekarang ditempatkan seekor ikan hiu berukuran sedang di dalamnya. Ketika tuna hasil tangkapan dimasukkan ke dalam kolam tersebut, maka ikan tuna akan berusaha menyelamatkan diri dengan berenang sekuat tenaga untuk menghindari gigitan ikan hiu tersebut. Begitu pula dengan ikan-ikan hasil tangkapan selanjutnya. Ketika waktu melaut telah selesai, para nelayan kembali ke pelabuhan untuk menjual hasil tangkapanya, dan mereka menyaksikan bahwa semua tuna mereka masih hidup dan terus bergerak menghindari kejaran hiu. Dengan demikian bisa dipastikan bahwa dagingnya pun masih segar, sesegar ketika baru ditangkap.
Apa pesan moral dari cerita di atas? Ikan tuna yang ditempatkan dalam kolam pada eksperimen pertama tidak mendapatkan “ancaman” dari pihak manapun karena memang kolam tersebut kosong dan hanya dikhususkan untuk mereka. Tetapi hal itu justru membuat mereka tidak waspada dan nyaman dalam “kehangatan semu” yang menyebabkan mereka justru tidak mampu bertahan dan mati. Tidak ada alasan yang cukup kuat untuk membuat mereka bergerak dan berjuang. Hal sebaiknya pada eksperimen kedua; menempatkan ikan hiu sebagai “ancaman” yang membuat mereka harus terus bergerak dan berjuang.

Nasi telah menjadi bubur
Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, pengusaha harus berhadapan dengan produk China yang dikenal murah meriah, sehingga ketidaksiapan harus diubah menjadi kesiapan. Bila selama ini pengusaha cenderung keteteran dalam menghadapi gempuran masuknya produk China, maka mulai saat ini pengusaha harus membangun kekuatan untuk menjadi pesaing tangguh produk-produk yang dihasilkan negeri Tirai Bambu. Ini memang tidak mudah. Apalagi karena Indonesia merupakan salah satu negara yang dimaraki pungutan liar (pungli), sehingga terjadi high cost pada hampir semua bidang produksi.
Salah satu cara yang harus dilakukan pengusaha untuk meningkatkan daya saing adalah meningkatkan kualitas hasil produksi, menekan biaya yang tidak perlu agar lebih efisien, membuka channel distribution yang baru dengan memanfaatkan keunggulan atas pemahaman atas geogrfis dan kultur negeri sendiri. Dan yang juga penting adalah, meningkatkan kualitas SDM agar menjadi individu-individu yang memiliki semangat, motivasi, dan kualitas dalam menghadapi tantangan dan persaingan seberat apapun.
Hasil akhir dari setiap persaingan adalah perlombaan pada tingkat kualitas dan efisiensi dimana konsumenlah yang mendapatkan keuntungannya. Dengan penduduk berjumlah lebih dari 230 juta jiwa dan tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 5 % di saat krisis global saat ini, memang Indonesia masih menjadi primadona para pemasok dunia. Untuk terus dapat bersaing bukan saja dari sisi swasta yang harus mengetatkan ikat pinggang sambil meningkatkan kualitas barang dan jasanya, akan tetapi pemerintah juga sangat berkewajiban untuk mendukung terciptanya iklim usaha yang sehat dengan memangkas semua biaya ekonomi tinggi, perampingan birokrasi, kemudahan pebisnis mendapatkan kredit lunak, dan ketersediaan sumberdaya manusia yang berwawasan dan berdaya saing internasional melalui sistem pendidikan dan pelatihan di tanah air yang sungguh-sungguh dikembangkan.

Akankah CAFTA akan bermanfaat buat kita?
Iya! Jika pemerintah mempunyai komitmen dan kemauan yang sangat kuat, dalam hal ini saya ilustrasikan sebagai nelayan yang berani merubah pola dan kebiasan lama dalam mempertahankan kesegaran ikan tuna, dengan berani mengambil langkah-langkah perubahan positif yang mendukung pihak pengusaha dan masyarakat Indonesia seperti yang telah saya sampaikan di atas, menjadikan CAFTA hanyalah suplemen multivitamin bagaikan “ikan hiu” yang membuat kita terus terjaga dan berjuang untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja.
Akan terjadi sebaliknya jika pemerintah tetap mempertahankan cara kerja lama yang birokrasinya dikenal korup dan tidak efisien, terutama dalam memfasilitasi pengusaha dan masyarakat Indonesia, maka kita hanya akan menjadi sebongkah “ikan tuna beku” dalam pasar persaingan dewasa ini. Karena, hasil akhir yang berkualitas dimulai dari pengimplementasian yang berkualitas (Quality implementation / QI).

Semoga bermanfaat,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Senin, 17 Mei 2010

Melepas Belenggu Mental, Meraih Kesuksesan

Seorang dokter bedah kecantikan pada era tahun 1960-an, Maxwell Maltz, mendapati tak sedikit pasiennya yang kecewa setelah wajahnya 'dipermak habis', karena para pasien itu tetap saja merasa kurang cantik dan menarik. Padahal, operasi dilakukan atas permintaan mereka.
Fakta ini menarik perhatian Dr Maltz, sehingga dia pun melakukan riset selama bertahun-tahun, dan menemukan rahasia di balik permasalahan klien-kliennya tersebut. Secara mengejutkan rahasia ini juga dapat menjawab kenapa banyak orang yang sulit untuk berkembang dan meraih kesuksesan.

Rahasia dan formula untuk mengatasi masalah tersebut ditulis dalam buku berjudul “Psycho-Cybernatics”, dan buku ini menjadi best seller dunia. Bahkan karena buku ini Maltz menjadi motivator yang diundang di seluruh belahan dunia, hingga menjelang ajalnya pada 1975. Konon motivator-motivator dunia yang kita kenal sekarang ini, seperti Zig Ziglar, Thony Robbins, Bryan Tracy dan lain sebagainya, mengunakan konsep dasar Maltz dalam pelatihan maupun metode yang mereka bawakan.
Secara ringkas Dr. Maltz menjelaskan, daripada seseorang merubah hal-hal yang terjadi di luar dirinya, jauh lebih efektif jika memulai perubahan dari dalam diri sendiri. Perubahan tersebut diawali dari perubahan atas citra diri yang sering kali sangat rapuh dan negatif, sehingga semua perubahan positif yang terjadi di luar diri sendiri tetap dipandang sebagai hal-hal yang tidak memuaskan.
Citra diri adalah gambaran mental setiap orang terhadap dirinya sendiri. Hal ini termasuk keyakinan kita terhadap kelebihan dan kekurangannya. Sebagian keyakinan tersebut bisa benar, tapi bisa juga salah. Hingga keyakinan tersebut diubah, prilaku kita cenderung mengikuti dan mencari fakta-fakta yang menguatkan keyakinan tesebut.
Sebagai contoh, jika Anda pernah ditertawakan, dihina atau bahkan dicacimaki di depan umum hanya gara-gara salah mengucapkan sesuatu, maka dalam diri Anda muncul keyakinan bahwa Anda tidak berbakat untuk berbicara di depan umum. Jika dampak dari peristiwa memalukan yang tentu saja telah merusak citra diri Anda itu terus Anda pegang, maka selama itu pula Anda “takkan bisa berbicara di depan umum”.
Hal utama yang harus Anda lakukan jika Anda memiliki trauma semacam ini adalah, memperbaiki citra diri tersebut dengan mencari sebanyak-banyaknya bukti bahwa Anda pernah berbicara di depan publik dengan baik dan normal. Di sisi lain, Anda juga mencari fakta bahwa banyak orang juga pernah mengalami kesulitan dan hambatan saat berbicara di depan umum. Pembicara sekaliber mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln bahkan pernah mengakui, setiap kali dia harus berbicara di depan publik, selama 30 detik pertama dengkulnya gemetar karena grogi. Akan tetapi setelah itu dia mengatasi problem ini dengan cara mengumpamakan ada seseorang yang menodongkan pistol di kepalanya, dan memaksanya untuk segera berbicara. Dengan cara ini, karena semangat dan antusias, problem teratasi.

Hal yang diajarkan Maltz selanjutnya setelah citra diri seseorang membaik, adalah menggunakan metode “Synthetic experience”, sebuah metode berupa teknik visualisasi dalam mencapai target. Dengan mental yang sudah membaik, seseorang diminta membuat detil tahapan dan langkah-langkah dalam mencapai targetnya. Metode ini mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitas nyatanya untuk mencapai target. Dengan bingkai mental seperti ini, seluruh potensi dan sumber daya internal setiap orang, termasuk Anda, akan maksimal dalam mengejar pencapaian.
Metode 'Synthetic experience' pernah diterapkan seorang tentara Amerika saat perang Vietnam. Ketika itu perwira tersebut dan sejumlah prajurit Amerika yang lain, ditangkap tentara Vietcong dan dijebloskan ke kamp penahanan. Selama di kamp tersebut, para tentara Amerika disiksa habis-habisan dengan menggunakan cara-cara keji dan di luar batas prikemanusiaan, sehingga banyak dari para tentara itu yang meninggal dunia, dan yang bunuh diri karena tak tahan disiksa. Saat perang usai, hanya perwira itu satu-satunya yang tetap hidup, dan kembali ke Amerika.
Saat diwawancarai sebuah stasiun televisi, perwira tersebut mengatakan begini; “Setiap hari, selama dalam tahanan super berat tersebut, semua tahanan mengalami siksaan mental maupun fisik. Sebagian besar dari kami memilih berhenti berjuang dan menyerah, tetapi tidak bagi saya. Setiap hari dalam pikiran, saya selalu membayangkan hari-hari dimana saya akan dibebaskan, dimana saya berjumpa kembali dengan seluruh keluarga dan sanak saudara yang saya cintai. Dan akhirnya, inilah saya”.
Dengan metode 'synthetic experience', perwira itu memvisualisasikan hari pembebasannya. Meski ketika itu belum ada tanda-tanda bahwa perang akan usai. Bahkan sebaliknya, penyiksaan keji terhadap dirinya dan rekan-rekannya, menjadi pengalaman dan pemandangan sehari-hari yang tak dapat dihindari. Gambaran metal inilah yang membuat dia kuat dan bertahan.
Lalu bagaimana dengan 'siksaan' yang harus Anda hadapi setiap hari? Apakah lebih berat dari yang dialami perwira tersebut? Saya rasa tidak. Tetapi banyak dari kita merasa, atau lebih tepatnya mengkondisikan hidupnya sendiri, demikian sedih dan menderita, sehingga punya alasan untuk pesimis atau bahkan menganggap hidup tidak lagi ada gunanya. Menyedihkan! Jika Anda berfikir begitu, maka hal negatif seperti itulah yang akan Anda dapatkan. Sering sebagian besar dari kita sudah menyerah sebelum memulai, karena kita memiliki gambaran mental yang membuat kita enggan untuk berjuang. Hal 'sederhana' seperti ini harus Anda atasi, karena jika tidak, akan terus mengganggu Anda dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik.
Benar kata Dr Maltz, hambatan terbesar manusia dalam mencapai apapun berasal dari dalam dirinya sendiri. Demikian juga peribahasa yang menjadi begitu tersohor “Anda adalah Apa Yang Anda Pikirkan” oleh karena itu ingatlah, hasil akhir yang berkualitas dimulai dari mengimplementasikan yang berkualitas (Quality implementation / QI).

Semoga bermanfaat,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Minggu, 09 Mei 2010

Sri Mulyani Adalah QI Leader

Indonesia memang negara yang amat potensial. Bukan hanya karena memiliki sumber daya alam yang melimpah, tapi juga sumber daya manusia yang bermutu. Jika saja semua ini dikelola dengan baik, negara kita mungkin telah tumbuh menjadi salah satu negara maju di dunia.
Kesadaran ini mendadak muncul kembali di benak saya setelah saya membaca berita pengunduran diri Sri Mulyani Indrawati dari jabatan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), karena ditunjuk Presiden Bank Dunia Robert Zoellick untuk menjadi managing director di banknya itu.

Beberapa pekan terakhir ini, Sri yang oleh Majalah Forbes di tempatkan pada urutan 71 sebagai Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, tengah dipusingkan oleh skandal Bank Century yang membuatnya terancam menjadi tersangka, karena ketika dana bailout sebesar Rp6,7 triliun untuk bank itu dikucurkan, Sri menjabat sebagai ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK).
Mengapa Zoellick memilih perempuan kelahiran Bandar Lampung 26 Agustus 1962 yang tengah dibelit kasus hukum beraroma korupsi itu?
Sri, oleh banyak kalangan dinilai sebagai pribadi tangguh yang sepak terjang dan skill-nya mampu memberikan sumbangsih yang amat berharga bagi Indonesia. Majalah Forbes memilih Sri sebagai salah seorang Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, karena beberapa alasan. Di antaranya, karena Sri dinilai sukses memberikan navigasi bagi bangsa Indonesia saat krisis ekonomi global melanda menjelang akhir 2008; berhasil memberantas korupsi di Departemen Keuangan, salah satu departemen yang dianggap paling korup di Indonesia; dapat mendorong disahkannya UU investasi dan insentif pajak; sukses mendorong penggunaan mata mata uang lokal ketimbang dolar AS untuk perdagangan di Asia saat krisis ekonomi masih melanda; mampu mewujudkan swap bilateral US$ 15 miliar dengan China sehingga bisa memudahkan importir membayar barang-barang dari China dengan Yuan, tanpa dolar AS; dan apa yang dilakukannya mendapatkan respek dari rekan-rekannya di seluruh dunia.
Sejumlah media di Tanah Air mencatat, ketangguhan Sri selama menjadi Menkeu terlihat dari ketegasannya untuk menolak mengalokasikan dana penanggulangan kasus lumpur Lapindo dalam APBD 2006 dan 2007, dan tegas meminta PT. Lapindo Brantas, perusahaan milik ketua umum DPP Golkar Abu Rizal Bakrie, agar bertanggung jawab; Sri juga dengan tegas meminta Imigrasi mencekal 14 pengusaha batu bara, termasuk petinggi di Grup Bakrie, karena menunggak pembayaran royalti kepada negara sejak 2001 dengan total Rp 3,9 triliun; dan berhasil membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 November 2008 mencabut suspensi perdagangan bagi enam emiten dari Grup Bakrie, di antaranya PT. Bumi Resources Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk, karena keenam perusahaan ini bermasalah.
Jika dikaji dari sepak terjangnya, jelas sekali kalau Sri merupakan seorang Quality Implementation (QI) Leader, karena dia memiliki character dan competence yang menjadi syarat bagi seorang QI Leader. Ini dibuktikan dengan kemampuannya untuk bersikap tegas dan konsisten atas kebijakan yang dibuatnya. Dengan karakter yang dia miliki, Sri tahu persis bahwa jika dia berbuat begini atau memutuskan begitu, maka itulah yang terbaik, karena sesuai misi, visi dan value-nya. Dia melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dikatakannya (integritas), dan tidak khawatir tudingan orang karena yakin apa yang dilakukannya benar, dan merupakan yang terbaik ntuk negeri ini. Bahkan setiap permasalahan dapat disikapi secara dewasa, sehingga dia terlihat selalu tenang, stabil, dan tidak mudah tergoyahkan.
Dengan kompetensinya, Sri dapat merancang setiap kebijakan yang dibuatnya secara matang, baik dari segi teknis maupun konseptual. Karenanya, dia mampu memberikan navigasi bagi bangsa ini ketika krisis ekonomi global mendera, dan mampu mewujudkan swap bilateral US$ 15 miliar dengan China, sehingga bisa memudahkan importir membayar barang-barang dari China dengan Yuan, tanpa dolar AS.
Kita berharap, kita akan memiliki lebih banyak lagi Sri-sri yang lain, bukan sri yang hanya mampu bersuara, tapi tidak memberikan sumbangsih apa-apa selain kemampuan sistematis untuk mengkorupsi duit rakyat. Dengan seribu Sri, Indonesia dapat tumbuh secepat yang kita inginkan. Hanya saja, Sri pun harus menjaga dirinya agar jangan sampai dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang akhirnya akan merusak citra dirinya sendiri.

Salam,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-ledaership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Selasa, 04 Mei 2010

Tips Merintis “Peta Jalan” Kesuksesan

Banyak orang, termasuk mungkin saya dan Anda, sering punya alasan untuk berkelit dari sebuah kegagalan, tanpa menyadari kalau jurus berkelit sebenarnya merugikan diri sendiri karena dengan berkelit, Anda mendapatkan pembenaran atas kegagalan Anda, dan Anda menjadi tidak terpacu untuk meningkatkan kinerja. Coba ingat-ingat, selama Anda merintis karir, sudah berapa kali Anda berkelit ketika Anda gagal melaksanakan tugas, atau mencapai target yang ditetapkan perusahaan? Dan apa saja alasan pembenaran Anda?
Saya berkali-kali bertemu orang yang sering beralasan begini; “Ah, saya gak berhasil kan, karena anggota tim saya tidak cukup untuk mencapai target seperti itu!” atau “Anggaran yang diberikan kurang, bagaimana kita bisa merealisasikan target itu? Memangnya ke sana ke mari tidak pakai biaya?”
Selama ini, persoalan yang menghambat kemajuan perusahaan sebagian besar bersumber dari kalangan internal perusahaan itu sendiri. Itu berarti bersumber dari personil di dalamnya. Termasuk mungkin Anda yang duduk pada posisi sebagai pembuat kebijakan. Ada lima penyebab mengapa seorang leader gagal mencapai goal. Pertama, pola kepemimpinan yang buruk sehingga tim tidak termotivasi untuk mencapai goal. Kedua, goal yang ingin dicapai tidak jelas sehingga tim Anda bingung bagaimana mencapainya. Ketiga, meski goal jelas, tapi Anda tak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal itu. Keempat, telah tumbuh bad habbit (budaya buruk) dalam tim Anda, sehingga tidak semua anggota tim bergerak ke arah pencapaian goal. Dan yang kelima, sistem reward and punishment tidak jalan atau justru tidak ada. Nah, dari kelima penyebab tersebut, yang mana yang menjadi persoalan Anda sehingga goal gagal dicapai?
Sekarang mari kita bahas satu penyebab saja, yakni tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal. Seorang leader, apalagi dia pada posisi sebagai pembuat kebijakan seperti direktur utama dan jajaran direksinya, harus dapat menjadi seorang path finding (perintis jalan) yang memungkin anggota timnya dapat terus bergerak maju menuju target, dan tidak berhenti hanya karena ada penghalang di depan mata. Dengan berperan sebagai path finding akan membuat dia seperti membuka jalan dan memberikan peta kepada anggota timnya, sehingga jika sang leader menugaskan seorang anggota tim ke sebuah desa di Bandung, dan si anggota tim tak tahu dimana letak desa itu, sang leader dapat menunjukkan lokasinya. Lengkap dengan nama-nama wilayah dan jalan yang harus dilalui.
Leader juga manusia, sehingga tak mungkin mengetahui banyak hal dan memiliki ide untuk semua hal? Of course! Di sini lah kualitas seorang leader diuji. Agar tidak nampak bodoh di depan anggota tim, atasi masalah ini dengan menemukan key drivers, yaitu penyebab-penyebab utama/faktor-faktor yang mendorong tercapainya goal. Cara mendapatkan kunci ajaib ini adalah dengan menganalisis penentu keberhasilan Anda atau orang lain dalam meraih goal yang relatif sama pada waktu yang lalu, menganalisis sumber utama yang sering membuat Anda kesulitan mencapai goal, dan memahami kebutuhan konsumen Anda. Akan lebih baik jika saat ketiga hal ini Anda lakukan, Anda melibatkan tim, karena siapa tahu anggota tim memberikan masukan-masukan yang justru akan membuat key drivers Anda menjadi sebuah kunci yang dapat membuat goal lebih cepat tercapai. Keuntungan lain dengan melibatkan tim dalam proses ini adalah, karena merasa dilibatkan dalam proses perencanaan pencapaian goals, tim akan merasa ikut memiliki goal tersebut, sehingga mereka termotivasi untuk segera mencapainya, dan bertindak dengan penuh semangat. Jika Anda menentukan segalanya sendiri dan tim tinggal melaksanakan perintah-perintah Anda, hmmm … bayangkan saja akibatnya. Apalagi jika di antara perintah Anda ada yang tidak mereka sukai.
Nah, jika key drivers telah ditetapkan, prioritaskan langkah pencapaian goal Anda dengan berpegang pada kunci itu. Jangan melenceng, karena key drivers dapat laksana pembatas jalan yang tak boleh Anda langgar. Jika pembatas jalan ini Anda langar, bersiap saja untuk gagal lagi mencapai goal, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dari pengimplementasian yang berkualitas (Quality implementation / QI)”.

Semoga bermanfaat.
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director
CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com


Read More.. Read more...

Rabu, 28 April 2010

Tips Keluar dari Cengkeraman Kemiskinan

Sebuah harian sore nasional yang terbit di Jakarta pada 15 Agustus 2003 menulis begini tentang Hari Dharmawan, pendiri Matahari Departemen Store;
“Saya menyebut Hari Dharmawan sebagai ”The Legend”. Saya kira ia pantas disebut seperti itu karena prestasi bisnisnya selama 40 tahun lebih. Ukuran yang sederhana bisa kita pakai untuk melihat sukses Hari adalah semua orang mengenal Matahari sebagai jaringan ritel raksasa di Indonesia

Kata matahari bukan saja diasosiasikan sebagai sumber cahaya dan energi, tetapi juga sebuah ritel yang ada di mana-mana. Kini, meski sang legenda sudah 62 tahun, tetapi geloranya dalam menyampaikan gagasannya masih seperti orang muda. Saya kira, semangat bisnisnya juga masih menggelora seperti bicaranya. Saya melihat Hari Dharmawan seperti seorang yang tidak pernah kering energinya. Hal seperti inilah saya kira yang membuatnya sukses, di samping kecerdasan, kerja keras, dan merintis usaha ini dari kecil sekali.”
Siapa yang tak kenal Departement Store Matahari? Ritel untuk kalangan menengah atas ini berada di 86 lokasi yang sebagian besar tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surbaya, Medan, dan Jogjakarta. Ritel ini termasuk yang paling diminati masyakarat karena kualitas barang dan harga jual yang bersaing. Melalui PT. Matahari Putra Prima Tbk, perusahaan yang menaungi Matahari, Hari juga mengelola 45 hypermart dan 90 timezone, arena bermain untuk anak-anak. Bahkan pada 2003, Hari mendirikan ritel yang sangat unik, Value Dollar, sebuah ritel yang semua barangnya dijual dengan harga Rp5.000.
Kerja keras dalam merintis usaha, energi yang melimpah, semangat yang tak pernah padam, dan kecerdasan merupakan aset pribadi yang maha penting untuk mencapai sukses. Tak ada keberhasilan yang dapat diraih tanpa kerja keras dan semangat pantang menyerah. Apalagi jika usaha dirintis dari nol. Jangan pernah berharap dengan usaha dan kemauan yang sedikit, akan dihasilkan sesuatu yang besar yang mendorong Anda untuk sukses. Jika seorang petani tidak bekerja keras untuk merawat padi yang ditanamnya, dia mungkin akan gigit jari karena sebelum masa panen tiba, padi telah rusak diserang hama.
Quality Implementation (QI) Person yang merupakan bagian dari prinsip besar QI Leadership, mengajarkan, untuk sukses, kita harus menginvestasikan aset kita, baik yang berbentuk uang, waktu, diri kita sendiri, dan orang-orang di sekitar kita. Mengapa waktu, diri kita, dan orang-orang di sekitar kita perlu diinvestasikan juga?
Jika kita menginvestasikan waktu kita, maka kita akan berfikir bagaimana caranya menggunakan waktu dengan sebaik mungkin, sehingga tak semenit pun terbuang sia-sia dan tidak mendatangkan manfaat bagi hidup kita, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ingat, tujuan orang berinvestasi adalah mendatangkan keuntungan dari apa yang ditanamkan. Maka jadikan waktu Anda sebagai aset yang dapat mendatangkan keuntungan bagi Anda, yakni sukses. Hari Dharmawan telah memberitahukan caranya, yakni dengan bekerja keras, sehingga sehingga Matahari menjadi salah satu ritel terbesar di Tanah Air.
Bagaimana caranya menginvestasikan diri sendiri?
Tuhan menganugerahi kita dengan akal, kecerdasan, kekuatan, pengetahuan, dan sebagainya. Gunakan potensi-potensi ini untuk membuat Anda sukses. Caranya, tentu saja, manfaatkan potensi tersebut untuk hal-hal yang dapat mendorong Anda mencapai sukses itu, dan tinggalkan prilaku atau kebiasaan yang justru akan menjerumuskan Anda pada jurang kegagalan. Jika kita merujuk pada biografi Hari, sang Legenda itu menggunakan kecerdasannya untuk menciptakan ide-ide brilian yang membuat perusahaannya berkembang dan terus berkembang. Anda pun bisa seperti itu.
Menginvestasikan orang-orang di sekitar Anda? Oho, jangan bingung, karena siapapun yang berada di sekitar Anda merupakan aset yang dapat mendorong Anda untuk sukses. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang sukses, Anda akan termotivasi untuk seperti mereka. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang gagal, urakan, dan berengsek …? Hmm …. Maka penting bagi Anda untuk menginvestasikan kehidupan sosial Anda pada lingkungan yang tidak mendorong Anda pada kehidupan yang akhirnya hanya akan merugikan diri Anda. Namun demikian ingat petatah petitih ini; “Penting bagi Anda untuk mengenal orang yang telah sukses. Namun lebih penting lagi jika orang itu mengenal Anda dan tahu bahwa Anda memiliki kredit point yang bagus”. Mengapa? Jika Anda mengenal orang yang sukses dan orang itu tahu Anda termasuk tipe orang yang plus plus, maka bukan mustahil dia akan mempekerjakan Anda ketika dia membutuhkan karyawan.
Ingat, hasil akhir yang berkualitas dimulai dari mengimplementasikan yang berkualitas (Quality implementation / QI).

Semoga bermanfaat,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Jumat, 23 April 2010

Tujuan yang membuat Anda Kuat!

Pada 1925 perenang puteri Amerika Serikat, Gertrude Ederle, berenang menyeberangi laut di Tanjung Lower New York dari Manhattan di New York City hingga Sandy Hook di New Jersey yang memakan waktu lebih dari 7 jam. Ketika mengikuti acara berenang menyeberangi Selat Inggris pada tahun yang sama, Ederle didiskualifikasi karena ditolong pelatihnya setelah ia mulai batuk-batuk dan kondisi fisik dan mentalnya terlihat begitu rapuh.
Upaya kedua dilakukan pada tanggal 6 Agustus 1926 pukul 07.05, merupakan usaha menyeberangi Selat Inggris yang membuat harum namanya dimulai dari Cap Gris-Nez di Perancis, setelah berenang selama 14 jam dan 30 menit, Ederle sampai di Kingsdown, Inggris. Selain rekor waktu tercepat, Ederle merupakan wanita pertama yang berhasil menyebarangi selat Inggris. Rekor waktu ini terus dipegang Ederle hingga dipecahkan pada tahun 1950.
Ketika berusaha menyeberangi Selat Inggris yang kedua kali, Ederle disponsori harian New York Daily News dan Chicago Tribune. Uang yang diterimanya cukup untuk membayar segala pengeluaran dan sebagai gaji yang lumayan. Sejumlah uang bonus juga dijanjikan kepadanya sebagai hak memuat berita ekslusif bila Ederle berhasil berenang menyeberangi Selat Inggris.
Dalam sejumlah kesempatan, kapal penarik yang disewa wartawan yang tidak senang dengan tim Sponsor Ederle – akibat tidak diberikan hak liputan, berusaha berlayar sedekat mungkin dengannya. Maksudnya agar Ederle didiskualifikasi bila menyentuh kapal penarik yang berlayar di dekatnya. Usaha tersebut gagal, dan sejarah mencatat Ederle sebagai wanita pertama yang berhasil berenang menyeberangi Selat Inggris.
Selain gangguan tadi, selama dua belas jam berenang di laut, Ederle bertarung melawan angin dan cuaca buruk yang menyulitkan dirinya berenang. Pelatih sampai memanggilnya, "Gertie, ayo sudah, berhenti!". Ederle yang sudah kelelahan mengangkat kepalanya, dan menjawab, "Buat apa?"
Pertanyaan mengelitik muncul atas kegagalan Ederle diawal percobaanya di tahun 1925, namun bisa dituntaskannya di tahun 1926. Dalam sebuah wawancara dengan media setempat setelah keberhasilannya, seorang wartawan bertanya kepadanya “apa yang membedakan antara percobaan pertama yang gagal dengan percobaan kedua yang berhasil dengan gemilang ini?” Ederle menjawab “sebenarnya tidak banyak perbedaan yang mencolok antara percobaan pertama kali dengan kali ini, cuaca dan suhu udara sama buruknya. Akan tetapi kali ini saya merasa tujuan saya lebih jelas dibandingkan ketika percobaan pertama kali, yang kala itu ketika di tengah laut saya tidak tahu dimana ujung dari perjalanan saya, ketidakpastian inilah yang memutuskan saya untuk berhenti ketika itu”
Seberapa sering kita mengalami hal yang sama? Seberapa sering kita diminta untuk mencapai sasaran yang tidak jelas? Tidak tahu arah dan tujuannya? Lalu bagaimana dengan hasilnya? Bagaimana dengan “stamina” kita ketika harus mengalami hambatan dan masalah ketika harus berjuang mencapai tujuan yang tidak jelas tadi? Fakta ini mengungkapkan, dalam keadaan ‘gelap’ dimana kita tidak dapat “melihat” apa-apa, kita menjadi lemah, karena dengan tidak dapat melihat apa-apa, kita tak punya acuan atau pegangan atas apa yang kita lakukan, sehingga kita tak yakin dapat melakukan sesuatu dengan baik, benar, dan berhasil. Jika “mata” kita terbuka, kita akan tahu apa saja yang ada di sekitar kita, sehingga kita tahu bahwa ada yang mendukung kita, ada yang membuat kita merasa malu jika kita gagal melakukan sesuatu, ada yang membuat kita terpacu untuk melakukan dengan lebih baik lagi, dan sebagainya.
Fakta ini menjadi referensi, jika Anda ingin berhasil mencapai apapun tujuannya, maka Anda harus membuat segala sesuatunya menjadi jelas. Artinya, jika Anda punya tujuan, maka tujuan itu harus jelas, sehingga Anda tahu harus kemana untuk mencapai tujuan itu, apa saja yang harus Anda lakukan, dan siap menghadapi segala rintangan yang kemungkinan menghadang.
Dengan tujuan yang jelas, orang menjadi kuat karena pikiran dan mental “memiliki bekal” yang cukup untuk mencapai tujuan itu. Bahkan kekuatan yang muncul akibat tujuan yang jelas, membuat orang tak gentar meski harus menyeberangi samudera maha luas, gunung maha tinggi, kemacetan yang parah, atau cuaca buruk yang dapat membekukan hingga tulang sumsum.
Sama halnya dengan stamina anggota tim di dalam sebuah organisasi, jika berharap mereka untuk memperjuangkan sebuah target yang sangat penting bagi perusahaan, maka sebagai pemimpin, Anda harus menetapkan target yang jelas.
Secara umum “Tujuan yang sangat jelas” disusun dengan S.M.A.R.T. S untuk Specific (detail), M untuk Measureable (terukur), A untuk Achievable (dapat diraih / realistis), R untuk Reasonable (alasan yang kuat), dan T untuk Timeframe (kerangka waktu yg jelas).
Tujuan yang sangat jelas merupakan salah satu unsur dalam membentuk Very Attractive Goals (VAG) atau “tujuan yang sangat penting” dalam organisasi. Komponen yang harus diperhatikan dalam menyusun VAG adalah:
1. Tujuan Team yang jelas (bukan tujuan pribadi)
2. Significant (benar-benar-benar penting)
3. Relevan (sesuai dengan situasi dan kondisi)
4. Menarik minat dan antusias bukan hanya orang-orang di dalam organisasi bahkan juga terhadap orang-orang di luar organisasi.
Berkaca dari kasus Ederle, bayangkan jika selama ini orang-orang yang ada di dalam organisasi kita ternyata belumlah memiliki tujuan yang jelas apalagi Very Attractive Goals atas tujuan utama organisasi, bagaimana mereka dapat memperjuangkan target tersebut secara maksimal? Sama halnya seperti Ederle yang harus menyerah pada pertama kali percobaannya, dalam organisasi kita seringkali karyawan-karyawan terbaik harus “menyerah” akibat dari ketidakjelasan ini. Mereka lebih memilih menurunkan kualitas kerjanya atau keluar dari perusahaan. Mereka berhenti memperjuangkan sesuatu yang sebenarnya sangat penting bagi organisasi akibat kegamangan yang mereka saksikan sehari-hari.
Organisasi yang berhasil menelurkan VAG memungkinkan seluruh anggota Tim berjuang secara maksimal untuk mencapai Tujuan Bersama, seberat apapun, sebesar apapun.
Hasil akhir yang berkwalitas dimulai dari Implementasi yang berkwalitas (Quality Implementation / QI)
Salam,
Kevin Wu
QI Consultant

Managing Director CoreAction Training & Consulting
http://www.thecoreaction.com/
http://www.qi-leadership.com/

Read More.. Read more...

Tips Memperbesar Lingkar Pengaruh Anda

Semula Muhammad Yunus hanyalah seorang akademisi di bidang ekonomi. Tak banyak yang mengenal pria kelahiran Chittagong, Bangladesh, pada 1940 itu, kecuali orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya, dan di lingkungan dimana dia menuntut ilmu, seperti di Fakultas Ekonomi Universitas Chittagong, dan Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat. Di Universitas Chittagong, Yunus menjadi dekan setelah kuliahnya selesai. Sedang di Universitas Vanderbilt, Yunus kuliah sebagai mahasiswa dengan beasiswa fullbright, dan meraih gelar PhD.
Pada 1974 Bangladesh mengalami bencana kelaparan hebat, sehingga jumlah warga miskin negara itu bertambah dalam jumlah yang sangat siginifikan, dan tak sedikit dari warga miskin itu yang meninggal akibat kekurangan gizi dan makanan. Bencana ini menggugah hati nurani Yunus, dan membuatnya ingin membantu saudara-saudara senegaranya itu. Dia lalu mengembangkan konsep kredit mikro, yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Dia yakin, konsep ini dapat membuat perubahan besar bagi kaum miskin di negaranya, dan berhasil. Dalam satu tahun, warga yang dibantunya memperlihatkan peningkatan dari segi ekonomi, sehingga mereka dapat survive dengan lebih baik.

Pada 1976, Yunus memperkuat konsepnya dengan mendirikan Grameen Bank, bank yang mengkhususkan diri untuk memberi pinjaman kepada kaum miskin di Bangladesh. Hingga hari ini, dana pinjaman yang digelontorkan bank tersebut telah lebih dari US$ 3 miliar, dengan nasabah mencapai 2,4 juta orang. Untuk menjamin pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem "kelompok solidaritas", kelompok yang berfungsi mengajukan permohonan pinjaman untuk beberapa orang sekaligus, sehingga mereka dapat berkembang bersama-sama. Uniknya, setiap anggota kelompok dapat menjadi penjamin bagi temannya dalam kelompok yang sama.

Keberhasilan Yunus dan Grameen Bank dalam mengentaskan kemiskinan di Bangladesh, membuahkan penghargaan Budaya Asia Fukuoka XII pada 2001, dan penghargaan Nobel Perdamaian pada 2006. Konsep Grameen bahkan menginspirasi banyak bank di dunia untuk menerapkan konsep serupa, termasuk bank-bank di Amerika Serikat.

Biografi Yunus ini menjelaskan kepada kita, bahwa jika Anda ingin menjadi orang besar seperti dia, maka berbuatlah sesuatu yang dapat membuat Anda besar. Jangan selalu melakukan yang biasa-biasa saja, atau bahkan yang itu-itu saja, karena jika Anda menanam pohon ceremai, maka yang akan Anda panen buah ceremai. Tapi jika Anda menanam pohon durian, maka Anda akan memanen buah yang ukurannya puluhan kali lipat lebih besar dari buah ceremai itu.

Bagaimana caranya Anda tahu apa yang Anda lakukan dapat membuat Anda menjadi orang besar? Gampang. Perbesar lingkar pengaruh Anda dengan cara memberikan kontribusi yang lebih banyak dari yang selama ini Anda berikan, dan mengambil tanggung jawab yang lebih besar dari tanggung jawab Anda sekarang. Untuk ini, Anda tak perlu merebut pekerjaan orang, tapi tingkatkan kinerja Anda, dan capai hasil yang lebih baik, sehingga dengan demikian semua orang, termasuk pimpinan Anda, akan memperhatikan Anda. Jika setiap bulan hasil kerja Anda terus meningkat, perusahaan pasti akan memperhitungkannya, dan bukan mustahil promosi jabatan telah menanti di depan mata.

Memperbesar lingkar pengaruh juga dapat dilakukan dengan melakukan sesuatu bagi orang lain seperti yang dilakukan Yunus. Dengan mudah kita dapat berpaling dari setiap masalah dengan mengatakan “itu bukan urusan saya, ini bukan tanggung jawab saya” dan lain sebagainya. Jika kita sering menghindar dari masalah-masalah disekitar kita, justru hal ini akan meng-kerdil-kan diri dan peran kita di lingkungan tersebut. Dengan mudahnya orang seperti Muhammad Yunus dapat menghujat dan mencela pemerintah, tetapi ia justru memilih untuk bertindak atas masalah yang sebenarnya diluar tanggung-jawab sebagai dosen. Justru hal inilah yang meningkatkan lingkar pengaruhnya yang mendunia. Begitu pula dengan Anda yang selalu punya pilihan untuk “bertindak” atau hanya sekedar “menghujat” atas semua ketidakberesan yang terjadi di sekitar kita. Pilihan di tangan Anda.

Orang menjadi besar karena melakukan hal yang besar. Karenanya, tinggalkan kebiasaan melakukan sesuatu yang sepele dan tidak penting, agar Anda tidak termasuk dalam jajaran orang yang biasa-biasa saja dan tidak penting. Karena, hasil akhir yang berkualitas dimulai dari implementasi yang berkualitas (Quality implementation / QI)

Semoga bermanfaat,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
http://www.qi-leadership.com/
http://www.thecoreaction.com/

Read More.. Read more...

Berubah atau Punah di Era Knowledge

Seorang teman mengeluhkan perbedaan antara situasi dan kondisi (sikon) saat ini dengan masa 5-10 tahun lalu. Kata dia, dulu uang Rp50.000 dapat dibelikan berbagai barang kebutuhan dalam jumlah yang lumayan banyak.
“Tapi sekarang, uang Rp50.000 seperti tidak berarti apa-apa, karena dengan uang segitu terlalu sedikit barang yang bisa dibeli, dan cepat habis,” tuturnya.
Waktu memang cepat sekali berlalu, sehingga saya pun sering merasa seperti terbangun dari mimpi, dan berkata dalam hati; “Wah, kok tahu-tahu sudah jam segini, ya?”, “Kok tahu-tahu sudah bulan ini, ya?” . Dan seiring dengan berlalunya waktu, sikon di sekitar kita pun berubah sesuai perkembangan pola fikir, kebutuhan, gaya hidup dan teknologi. Coba perhatikan lingkungan tempat tinggal Anda. Samakah dengan 5-10 tahun lalu, atau ketika Anda masih kecil dulu? Apa sajakah perubahanannya?

Tuhan menciptakan manusia dengan nafsu dan akal, sehingga dengan kedua hal itu, manusia tumbuh dan berkembang tak hanya dalam segi kuantiti, tapi juga kualiti. Akibat dari hal ini adalah munculnya persaingan yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu, dan kehidupan yang cenderung rumit dan sarat tantangan.
Pada era 1960-1970-an, ketika jumlah penduduk Jakarta masih sangat sedikit, kita hanya menemukan pasar tradisional sebagai pusat transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari, hanya ada SPBU milik PT. Pertamina Tbk sebagai SPBU yang menjual BBM, sepeda masih menjadi sarana transportasi utama sebagian besar masyarakat, dan Jakarta bebas macet. Tapi sekarang, kemacetan merupakan salah satu masalah yang diprioritaskan Pemprov DKI Jakarta untuk diselesaikan, karena masalah ini tak hanya mengganggu kelancaran perputaran roda perekonomian, tapi juga membuat warganya stress. Kemacetan terjadi tak hanya akibat jumlah kendaraan bermotor yang telah mencapai 5,7 juta unit dan jumlah penduduk yang telah mencapai 8,52 juta pada 2009, tapi juga karena pusat transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari tak hanya terjadi di pasar-pasar tradisional, melainkan juga di pasar-pasar modern seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket yang pertumbuhannya sangat pesat sejak tahun 2000.
Charles Darwin, ilmuwan yang tersohor dengan teori evolusinya, pernah mengatakan; “It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change" Bukan makhluk besar dan kuat atau cerdas yang dapat bertahan hidup, akan tetapi yang paling tanggap terhadap perubahanlah”
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam dunia yang begitu cepat berubah dan begitu kompetitif, orang harus punya strategi. Rumus di bawah ini dapat membantu Anda.

1. Faster
Bergeraklah dengan cepat, secepat yang kamu bisa. Jangan stay di suatu tempat meski di situ kamu merasa nyaman. Ingat, perubahan dunia lebih cepat dibanding langkah Anda. Jika Anda baru melangkah satu atau dua langkah, perubahan dunia telah sepuluh langkah di depan Anda, sehingga jika Anda tidak bergerak cepat, Anda akan semakin jauh tertinggal di belakangnya.

2. Better
Saat Anda bergerak cepat, pertahankan kualitas dengan tetap melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain maupun dari yang Anda lakukan di hari kemarin. Contoh simple untuk memahami better adalah, jika Anda membuka usaha di bidang rumah makan, menu apa yang akan Anda sajikan? Yang lebih baik dari rumah makan yang lain, sama saja, atau justru malah tidak lebih baik? Konsumen selalu menginginkan sesuatu yang berbeda dari rumah makan yang dikunjunginya, dan yang lebih baik. Jika menu yang Anda sajikan biasa-biasa saja dan tidak istimewa, konsumen tidak akan menjadikan rumah makan Anda sebagai rumah makan pavorit, sehingga mungkin mereka hanya mampir sekali, setelah itu tidak lagi.

3. Cheaper
Efisien terhadap semua sumber daya. Jika Anda seorang pengusaha, dan perusahaan Anda menghasilkan atau menjual produk, pasarkanlah dengan harga yang bersaing dengan produk lain, atau jika mungkin dengan harga yang lebih murah. Mengapa ritel seperti Carrefour bisa sukses di Indonesia? Mengapa pusat-pusat grosir selalu diserbu konsumen? Untuk dapat memasarkan produk dengan harga yang bersaing atau lebih murah, Anda memang harus memperhitungkan segala sesuatunya agar tidak rugi. Karenanya, bekali diri Anda dengan pengetahuan yang dibutuhkan agar Anda dapat menjual dengan harga yang mampu mendorong usaha Anda menjadi sukses.

Selamat bersaing di-Knowledge Era seperti sekarang ini, karena Hasil akhir yang berkualitas dimulai dari implementasi yang berkualitas (Quality implementation / QI)

Semoga bermanfaat,

Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
http://www.qi-leadership.com/
http://www.thecoreaction.com/

Read More.. Read more...
Related Posts with Thumbnails

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP