Sri Mulyani Adalah QI Leader
Indonesia memang negara yang amat potensial. Bukan hanya karena memiliki sumber daya alam yang melimpah, tapi juga sumber daya manusia yang bermutu. Jika saja semua ini dikelola dengan baik, negara kita mungkin telah tumbuh menjadi salah satu negara maju di dunia.
Kesadaran ini mendadak muncul kembali di benak saya setelah saya membaca berita pengunduran diri Sri Mulyani Indrawati dari jabatan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), karena ditunjuk Presiden Bank Dunia Robert Zoellick untuk menjadi managing director di banknya itu.
Kesadaran ini mendadak muncul kembali di benak saya setelah saya membaca berita pengunduran diri Sri Mulyani Indrawati dari jabatan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), karena ditunjuk Presiden Bank Dunia Robert Zoellick untuk menjadi managing director di banknya itu.
Beberapa pekan terakhir ini, Sri yang oleh Majalah Forbes di tempatkan pada urutan 71 sebagai Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, tengah dipusingkan oleh skandal Bank Century yang membuatnya terancam menjadi tersangka, karena ketika dana bailout sebesar Rp6,7 triliun untuk bank itu dikucurkan, Sri menjabat sebagai ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK).
Mengapa Zoellick memilih perempuan kelahiran Bandar Lampung 26 Agustus 1962 yang tengah dibelit kasus hukum beraroma korupsi itu?
Sri, oleh banyak kalangan dinilai sebagai pribadi tangguh yang sepak terjang dan skill-nya mampu memberikan sumbangsih yang amat berharga bagi Indonesia. Majalah Forbes memilih Sri sebagai salah seorang Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, karena beberapa alasan. Di antaranya, karena Sri dinilai sukses memberikan navigasi bagi bangsa Indonesia saat krisis ekonomi global melanda menjelang akhir 2008; berhasil memberantas korupsi di Departemen Keuangan, salah satu departemen yang dianggap paling korup di Indonesia; dapat mendorong disahkannya UU investasi dan insentif pajak; sukses mendorong penggunaan mata mata uang lokal ketimbang dolar AS untuk perdagangan di Asia saat krisis ekonomi masih melanda; mampu mewujudkan swap bilateral US$ 15 miliar dengan China sehingga bisa memudahkan importir membayar barang-barang dari China dengan Yuan, tanpa dolar AS; dan apa yang dilakukannya mendapatkan respek dari rekan-rekannya di seluruh dunia.
Sejumlah media di Tanah Air mencatat, ketangguhan Sri selama menjadi Menkeu terlihat dari ketegasannya untuk menolak mengalokasikan dana penanggulangan kasus lumpur Lapindo dalam APBD 2006 dan 2007, dan tegas meminta PT. Lapindo Brantas, perusahaan milik ketua umum DPP Golkar Abu Rizal Bakrie, agar bertanggung jawab; Sri juga dengan tegas meminta Imigrasi mencekal 14 pengusaha batu bara, termasuk petinggi di Grup Bakrie, karena menunggak pembayaran royalti kepada negara sejak 2001 dengan total Rp 3,9 triliun; dan berhasil membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 November 2008 mencabut suspensi perdagangan bagi enam emiten dari Grup Bakrie, di antaranya PT. Bumi Resources Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk, karena keenam perusahaan ini bermasalah.
Jika dikaji dari sepak terjangnya, jelas sekali kalau Sri merupakan seorang Quality Implementation (QI) Leader, karena dia memiliki character dan competence yang menjadi syarat bagi seorang QI Leader. Ini dibuktikan dengan kemampuannya untuk bersikap tegas dan konsisten atas kebijakan yang dibuatnya. Dengan karakter yang dia miliki, Sri tahu persis bahwa jika dia berbuat begini atau memutuskan begitu, maka itulah yang terbaik, karena sesuai misi, visi dan value-nya. Dia melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dikatakannya (integritas), dan tidak khawatir tudingan orang karena yakin apa yang dilakukannya benar, dan merupakan yang terbaik ntuk negeri ini. Bahkan setiap permasalahan dapat disikapi secara dewasa, sehingga dia terlihat selalu tenang, stabil, dan tidak mudah tergoyahkan.
Dengan kompetensinya, Sri dapat merancang setiap kebijakan yang dibuatnya secara matang, baik dari segi teknis maupun konseptual. Karenanya, dia mampu memberikan navigasi bagi bangsa ini ketika krisis ekonomi global mendera, dan mampu mewujudkan swap bilateral US$ 15 miliar dengan China, sehingga bisa memudahkan importir membayar barang-barang dari China dengan Yuan, tanpa dolar AS.
Kita berharap, kita akan memiliki lebih banyak lagi Sri-sri yang lain, bukan sri yang hanya mampu bersuara, tapi tidak memberikan sumbangsih apa-apa selain kemampuan sistematis untuk mengkorupsi duit rakyat. Dengan seribu Sri, Indonesia dapat tumbuh secepat yang kita inginkan. Hanya saja, Sri pun harus menjaga dirinya agar jangan sampai dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang akhirnya akan merusak citra dirinya sendiri.
Salam,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-ledaership.com
www.thecoreaction.com
0 komentar:
Posting Komentar