Selasa, 04 Mei 2010

Tips Merintis “Peta Jalan” Kesuksesan

Banyak orang, termasuk mungkin saya dan Anda, sering punya alasan untuk berkelit dari sebuah kegagalan, tanpa menyadari kalau jurus berkelit sebenarnya merugikan diri sendiri karena dengan berkelit, Anda mendapatkan pembenaran atas kegagalan Anda, dan Anda menjadi tidak terpacu untuk meningkatkan kinerja. Coba ingat-ingat, selama Anda merintis karir, sudah berapa kali Anda berkelit ketika Anda gagal melaksanakan tugas, atau mencapai target yang ditetapkan perusahaan? Dan apa saja alasan pembenaran Anda?
Saya berkali-kali bertemu orang yang sering beralasan begini; “Ah, saya gak berhasil kan, karena anggota tim saya tidak cukup untuk mencapai target seperti itu!” atau “Anggaran yang diberikan kurang, bagaimana kita bisa merealisasikan target itu? Memangnya ke sana ke mari tidak pakai biaya?”
Selama ini, persoalan yang menghambat kemajuan perusahaan sebagian besar bersumber dari kalangan internal perusahaan itu sendiri. Itu berarti bersumber dari personil di dalamnya. Termasuk mungkin Anda yang duduk pada posisi sebagai pembuat kebijakan. Ada lima penyebab mengapa seorang leader gagal mencapai goal. Pertama, pola kepemimpinan yang buruk sehingga tim tidak termotivasi untuk mencapai goal. Kedua, goal yang ingin dicapai tidak jelas sehingga tim Anda bingung bagaimana mencapainya. Ketiga, meski goal jelas, tapi Anda tak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal itu. Keempat, telah tumbuh bad habbit (budaya buruk) dalam tim Anda, sehingga tidak semua anggota tim bergerak ke arah pencapaian goal. Dan yang kelima, sistem reward and punishment tidak jalan atau justru tidak ada. Nah, dari kelima penyebab tersebut, yang mana yang menjadi persoalan Anda sehingga goal gagal dicapai?
Sekarang mari kita bahas satu penyebab saja, yakni tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal. Seorang leader, apalagi dia pada posisi sebagai pembuat kebijakan seperti direktur utama dan jajaran direksinya, harus dapat menjadi seorang path finding (perintis jalan) yang memungkin anggota timnya dapat terus bergerak maju menuju target, dan tidak berhenti hanya karena ada penghalang di depan mata. Dengan berperan sebagai path finding akan membuat dia seperti membuka jalan dan memberikan peta kepada anggota timnya, sehingga jika sang leader menugaskan seorang anggota tim ke sebuah desa di Bandung, dan si anggota tim tak tahu dimana letak desa itu, sang leader dapat menunjukkan lokasinya. Lengkap dengan nama-nama wilayah dan jalan yang harus dilalui.
Leader juga manusia, sehingga tak mungkin mengetahui banyak hal dan memiliki ide untuk semua hal? Of course! Di sini lah kualitas seorang leader diuji. Agar tidak nampak bodoh di depan anggota tim, atasi masalah ini dengan menemukan key drivers, yaitu penyebab-penyebab utama/faktor-faktor yang mendorong tercapainya goal. Cara mendapatkan kunci ajaib ini adalah dengan menganalisis penentu keberhasilan Anda atau orang lain dalam meraih goal yang relatif sama pada waktu yang lalu, menganalisis sumber utama yang sering membuat Anda kesulitan mencapai goal, dan memahami kebutuhan konsumen Anda. Akan lebih baik jika saat ketiga hal ini Anda lakukan, Anda melibatkan tim, karena siapa tahu anggota tim memberikan masukan-masukan yang justru akan membuat key drivers Anda menjadi sebuah kunci yang dapat membuat goal lebih cepat tercapai. Keuntungan lain dengan melibatkan tim dalam proses ini adalah, karena merasa dilibatkan dalam proses perencanaan pencapaian goals, tim akan merasa ikut memiliki goal tersebut, sehingga mereka termotivasi untuk segera mencapainya, dan bertindak dengan penuh semangat. Jika Anda menentukan segalanya sendiri dan tim tinggal melaksanakan perintah-perintah Anda, hmmm … bayangkan saja akibatnya. Apalagi jika di antara perintah Anda ada yang tidak mereka sukai.
Nah, jika key drivers telah ditetapkan, prioritaskan langkah pencapaian goal Anda dengan berpegang pada kunci itu. Jangan melenceng, karena key drivers dapat laksana pembatas jalan yang tak boleh Anda langgar. Jika pembatas jalan ini Anda langar, bersiap saja untuk gagal lagi mencapai goal, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dari pengimplementasian yang berkualitas (Quality implementation / QI)”.

Semoga bermanfaat.
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director
CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com


0 komentar:

Related Posts with Thumbnails

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP