Rabu, 26 Januari 2011

CoreAction Dukung Karyawan Charoen Phokpand Tingkatkan Communication Skill

Komunikasi sangat penting dalam berkarir maupun berbisnis, karena komunikasi yang baik menjamin karir dan bisnis berjalan dengan baik. Tak jarang, hubungan yang semula baik dengan relasi, menjadi buruk akibat cara berkomunikasi yang tidak tepat.

Memahami pentingnya dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, PT. Charoen Phokphand (CP) Indonesia Tbk, perusahaan penghasil pakan ternak, day old chick, dan makanan olahan terbesar di Indonesia, memberikan kepercayaan kepada CoreAction Result Consulting untuk memberikan training kepada 68 karyawannya agar kemampuan berkomunikasi mereka meningkat signifikan dan menjadi karyawan-karyawan lebih andal di bidangnya, termasuk dalam hal berkomunikasi.

“Kita tak dapat memungkiri kalau memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, sangat lah penting. Karenanya, kami berharap setelah training, kemampuan berkomunikasi karyawan kami menjadi lebih baik lagi sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, termasuk ketika mengirim email, dapat diminimalisir. Bila perlu menjadi 0 persen,” ungkap Human Capital PT. CP, Novi Hermansyah.

Pelatihan yang dikemas dalam paket New Peak Performance Camp (NPPC) ini dilaksanakan di Hotel Griya Astuti, Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada 21-23 Januari 2011. Materi disampaikan oleh dua trainer CoreAction Result Consulting, yakni Bapak Kevin Wu, SE, C.H, C.Ht dan Adi Putra Wijaya, SE, C.H, C,Ht.

Selama pelatihan diberikan, kedua trainer tersebut membangun suasana yang hangat dan menyenangkan dengan cara melontarkan guyonan-guyonan dan memberikan game-gema interaktif yang membangkitkan semangat, motivasi, dan partisipasi ke-68 karyawan yang bekerja di PT. CP Indonesia Tbk Regional Jakarta, Palembang, Lampung, Cikande, Makasar, Medan, dan Pontianak itu Bahkan karena suasana yang dibangun, setiap break selesai, para karyawan perseroan yang berdiri pada 1972 tersebut seolah tak sabar untuk melanjutkan training, sehingga meski waktu break selesai masih cukup lama, mereka sudah memasuki ruang, dan dengan sabar menunggu training dilanjutkan.

“Training ini luar biasa, dan berbeda dengan yang diselenggarakan perusahaan training lain. Gaya penyampaian Pak Adi yang nyeleneh, justru membuat kita jadi semakin ingin tahu apa saja yang akan dia sampaikan selanjutnya hingga training selesai,” ujar Lieky Widjaya, salah seorang karyawan PT. CP yang mengikuti training.

Menurut Adi, pada dasarnya berkomunikasi diawali dari kata-kata yang diucapkan, dimana kata-kata ini melahirkan perbuatan atau tindakan, dan keputusan yang dipengaruhi dua hal, yakni fikiran dan perasaan. Seringkali konflik terjadi di antara dua orang yang berkomunikasi, karena orang yang satu berkata-kata dengan menggunakan perasaan, dan yang satu lagi juga menggunakan perasaan. Konflik dapat diredam jika yang seorang menggunakan perasaan, maka yang seorang lagi menggunakan fikiran.

Adi mengajarkan peserta bagaimana caranya membedakan fikiran dan perasaan, dan penggunaannya dengan tepat. Trainer CoreAction Result Consulting ini juga menyarankan agar peserta menghindari penggunaan kata-kata yang bersifat ambigu atau kata-kata yang bermakna lebih dari satu, untuk menghindari salah faham, seperti kata bisa yang dapat berarti mampu, sanggup, bersedia, dan racun pada ular.

Selain itu, penulis buku 'Meta Leadership Marketing' ini juga menyarankan peserta untuk lebih mengenali siapa dirinya, siapa rekan kerjanya, dan siapa orang-orang di sekitarnya, dan meningkatkan kualitasnya berdasarkan jati dirinya itu, dan menghadapi orang lain berdasarkan jati diri orang tersebut.

Menurut dia, di antara karunia Tuhan yang maha luar biasa, manusia diberikan lima jenis bakat yang disingkat VAKOG. Yakni bakat di bidang penglihatan (visual), pendengaran (auditory), gerak (kinestetik), penciuman (olfactory) dan kemampuan untuk mengecap rasa (gustatory). Setiap bakat tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. Orang dengan bakat visual misalnya, sangat memperhatikan penampilan, teliti terhadap detil, selalu rapi dan teratur, dan lebih senang menyampaikan sesuatu dalam bentuk atau disertai gambar dibanding hanya tulisan. Sedang orang dengan bakat auditory adalah orang yang cepat menyerap informasi berdasarkan apa yang dia dengar, dan sangat pandai berbicara dan bercerita, sehingga dia senang mengoceh, berdiskusi, dan memberikan penjelasan dengan panjang lebar.

Jika orang visual dan auditory bertemu dan keduanya tidak memahami jati dirinya sendiri atau jati diri lawan bicaranya, maka rawan terjadi konflik, karena orang dengan bakat visual menilai orang dengan nakat auditory bawel dan menjemukan, sementara orang dengan bakat auditory menilai orang dengan bakat visual adalah seorang pesolek dan lamban karena terlalu senang mematut diri dan terlalu detil dalam segala hal.

“Dengan memahami satu sama lain, komunikasi akan berjalan dengan enak, baik, dan lancar, karena sama-sama saling memahami,” imbuh Adi.

Masih banyak lagi materi yang disampaikan Adi dan Kevin selama training berlangsung. Dalam kuesioner yang ditulisnya, Eddy Sugianto, salah seorang peserta mengatakan, materi yang disampaikan kedua trainer CoreAction Result Consulting tersebut sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

0 komentar:

Related Posts with Thumbnails

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP