Perusahaan merupakan salah satu elemen penggerak perekonomian suatu negara. Semakin besar perusahaan tersebut, semakin besar pula kontribusinya terhadap negara, baik melalui pajak, penyediaan lapangan kerja, maupun dalam pemenuhan barang kebutuhan sehari-hari, baik yang primer maupun sekunder.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada 2010 ini salah satu majalah terkemuka di dunia, Forbes Magazine, menyurvei perusahaan di seluruh negara dan mengurutkannya menjadi 2.000 perusahaan terbesar di dunia. 10 perusahaan di Indonesia masuk dalam daftar ini meski menduduki urutan ratusan, bahkan ada yang di atas urutan 1.500. Jika nama-nama perusahaan dari negara lain dalam daftar itu dihilangkan, akan tersisa 10 perusahaan terbesar di Indonesia saat ini. Mereka adalah ;
1. Telkom Indonesia (urutan 684)
Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi milik pemerintah Indonesia ini dianggap layak masuk dalam daftar 2.000 perusahaan terbesar di dunia karena memiliki nilai pasar sebesar 18 miliar dolar untuk saham yang listing di bursa New York Stock Exchange (NYSE), AS. Saham TELKOM per 31 Desember 2008 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%). Saham TELKOM tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), NYSE, London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2008 sebesar Rp 6.900. Nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2008 mencapai Rp 139,104 miliar atau 12,92 % dari kapitalisasi pasar BEI. Saat ini aset Telkom mencapai US$ 8,37 miliar, sementara kapitalnya US$ 17,74 miliar, dan laba US$ 0,95 miliar
2.Bank Central Asia (urutan 796)
Bank ini masuk dalam jajaran perusahaan top dunia karena selain mampu bertahan dari guncangan krisis moneter pada 1997, juga dengan berani mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada 2000, dengan menjual saham sebanyak 22,55% yang berasal dari divestasi Badan Pengawas Perbankan Nasional (BPPN). Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Saat ini aset BCA tercatat sebesar US$ 22,46 miliar, sementara kapitalnya mencapai US$ 12,65 miliar, dan laba US$ 0,52 miliar.
3. Bank Mandiri (urutan 796)
Bank yang berdiri pada 2 Oktober 1998 ini merupakan bank hasil merger empat bank pemerintah yang kolap akibat krisis moneter pada 1997, yakni Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim, and Bapindo. Saat ini aset bank ini tercatat US$ 32,32 miliar, sementara kapitalnya US$ 10,03 miliar, dan laba US$ 0,47 miliar.
4. Bank Rakyat Indonesia (urutan 843)
Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank pemerintah tertua di Indonesia. Bank ini telah berperan penting sejak didirikan pada tanggal 16 Desember 1895. Bank yang saat ini berusia 114 tahun ini secara resmi menjadi PT. BRI (Persero), dan fokus pada pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Forbes memasukkannya dalam daftar 2.000 perusahaan terbesar di dunia karena memiliki aset US$ 22,39 miliar, kapital US$ 9,49 miliar, dan laba US$ 0,53 miliar.
5.Bank Negara Indonesia (urutan 1412)
Bank yang berdiri pada 1946 ini merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Pada 2010 ini Forbes memasukkannya dalam urutan 2.000 perusahaan terbesar di dunia karena memiliki aset US$ 24,07 miliar, kapital US$ 3,07 miliar, dan laba US$ 0,26 miliar.
6.Bumi Resources (urutan 1533)
Perusahaan pertambangan batubara ini dianggap memiliki pertumbuhan paling cepat di Asia dan tercepat kedua di dunia. Cadangan batu bara Bumi resources merupakan yang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki unit bisnis antara lain; Kaltim Prima Coal, Arutmin Indonesia, Gallo Oil, Enercorp Ltd., Bumi Mauritania A.S, Gorontalo Minerals, Citra Palu Minerals, Herald Resources Ltd., Darma Henwa, dan Fajar Bumi Sakti. Saat ini Bumi memiliki aset US$ 5,44 miliar, kapital US$ 4,56 miliar, dan laba US$ 0,57 miliar.
7.Bank Danamon (urutan 1802)
Ketika berdiri pada 1956, bank ini bernama PT. Bank Kopra Indonesia. Nama ini diganti menjadi Bank Danamon pada 1976. Pada 2005, bank ini mengumumkan laba bersih (konsolidasi) setelah pajak sebesar Rp 2.003 miliar, dan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 22%, yang mana 54% dari pertumbuhan tersebut disalurkan ke sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Saat ini aset Danamon sebesar US$ 10,39 miliar, kapitalnya US$ 4,62 miliar, dan labanya US$ 0,16 miliar.
8.Perusahaan Gas Negara (urutan 1915)
Pada tahun 2009, perusahaan milik pemerintah Indonesia yang bergerak di bidang pengelolaan sumber alam gas ini mencatat prestasi gemilang. Emiten berkode PGAS ini berhasil mencetak laba bersih hingga 881 persen dibandingkan tahun 2008. Dalam laporan keuangan 2009, PGN membukukan laba bersih sebesar Rp 6,223 triliun dari sebelumnya hanya sebesar Rp 634 millar. Dalam laporan itu juga disebutkan, penjualan perseroan naik dari Rp 12,79 triliun pada 2008, menjadi Rp 18,02 triliun pada 2009. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari lini distribusi yang mencapai Rp 16,380 triliun. Adapun pada lini bisnis transmisi, pendapatan meningkat menjadi Rp 1,62 triliun dari sebelumnya Rp 1,51 triliun. Dengan hasil tersebut, laba usaha PGN pun tercatat naik tajam dari Rp 4,65 triliun di 2008 menjadi Rp 7.676 triliun di 2009. Pada 2010 ini, Forbes mencatat, aset PGN sebesar US$ 2,34 miliar, kapitalnya US$ 9,82 miliar, dan laba US$ 0,06 miliar
9. Semen Gresik (urutan 1977)
Perusahaan yang bergerak di bidang industri semen dan berstatus perusahaan perseroan ini menguasai sekitar 44.4% pasar domestik Indonesia. Ini membuktikan keunggulan yang mencerminkan kekuatan corporate dan brand image Perseroan. Pada8 Juli 1991 PT Semen Gresik (Persero) Tbk mencatatkan diri di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Forbes mencatat, saat ini aset Semen Gresik mencapai US$ 0,97 miliar, sementara kapitalnya US$ 4,87 miliar, dan laba US$ 0,23 miliar.
10. PT. Bukit Asam (urutan 1986)
Pertusahaan yang bergerak di bidang pertambangn batu bara ini memiliki dua lokasi pertambangan di Indonesia, yakni di Tanjung Enim dan Ombilin, Sumatera. Forbes mencatat, pada tahun ini Bukit Asam berhasil meraup laba sebesar US$ 0,29 miliar, sementara asetnya senilai US$ 0,83 miliar, dan kapitalnya sebesar US$ 3,93 miliar.
Read More..
Read more...